> >

Mengerikan, Donald Trump: Akan Ada Pertumpahan Darah jika Saya Gagal Jadi Presiden AS

Kompas dunia | 17 Maret 2024, 14:14 WIB
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republikan, mantan Presiden Donald Trump, tiba dalam sebuah acara kampanye di Erie, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu, 29 Juli 2023. (Sumber: AP Photo/Sue Ogrocki)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Ancaman mengerikan dikeluarkan eks presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pada Sabtu (16/3/2024), Trump menegaskan akan ada pertumpahan darah di seluruh negara jika dirinya gagal menjadi Presiden AS.

Trump akan kembali bersaing dengan Joe Biden pada pemilihan presiden AS 2024.

Baca Juga: Ramadan di Rusia, Umat Muslim Moskow Pasang Tenda Besar buat Buka Puasa Bersama dan Ajak Non-Muslim

Namun jelang pilpres 2024, konglomerat berusia 77 tahun itu mengeluarkan ancaman bahwa pertumpahan darah akan terjadi di AS jika ia tak kembali terpilih sebagai presiden di November.

“Jika saya tak terpilih, maka ini akan menjadi pertumpahan darah secara keseluruhan, itu adalah pertumpahan darah yang paling kecil,” katanya dikutip dari NBC News.

Pernyataan itu diungkapkan Trump saat membicarakan mengenai kemungkinan meningkatnya perang dagang dengan China terkait pabrik otomotif.

Pernyataannya itu guna menolong meningkatkan kampanye pemilik penjualan mobil Bernie Moreno untu pemilihan senat Ohio.

Trump pun menambahkan, dirinya tak yakin akan ada pemilu lagi di AS, jika ia gagal menjadi pemenang.

Mendengar pernyataan mengerikan itu, Juru Bicara Kampanye Trump, Karoline Leavitt berusaha meluruskannya.

Baca Juga: Kapal Pertama yang Masuk Gaza Lewat Jalur Laut Bawa 200 Ton Bantuan Kemanusiaan

“Kebijakan (Presiden AS Joe) Biden akan menciptaan pertumahan darah ekonomi di industri otomatif dan pekerja otomotif,” kata Leavitt.

Juru Bicara Kampanye Joe Biden, James Singer pun membalas pernyataan Trump tersebut.

“Ini adalah Donald Trump. Pecundang yang kalah lebih dari 7 juta suara, dan ketimbang menarik khalayak arus utama yang lebih luas, ia malah menggandakan ancaman kekerasan politiknya,” tuturnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : NBC News


TERBARU