AS dan Sekutu G-7 Ancam Iran: Mundur dari Rencana Kirim Rudal ke Rusia atau Terima Sanksi Baru
Kompas dunia | 16 Maret 2024, 11:30 WIBSituasi ini menciptakan kekhawatiran akan terjadinya kesepakatan, yang semakin diperkuat oleh kunjungan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, ke Iran pada bulan September. Pada saat itu, Iran menampilkan sejumlah sistem rudal balistik kepada Shoigu.
Menteri Pertahanan Rusia ini telah menyatakan mereka sedang mencari solusi untuk meningkatkan persediaan senjata mereka. Ini termasuk kerja sama dengan Iran untuk mendapatkan rudal balistik dan peralatan militer lainnya.
AS dan negara-negara lain mengambil langkah-langkah untuk menghentikan pasokan, penjualan, atau transfer barang-barang terkait rudal balistik yang melibatkan Iran. Mereka juga memberikan informasi kepada perusahaan-perusahaan swasta tentang praktik-praktik pengadaan rudal Iran.
"Kami telah menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada Iran untuk tidak melakukannya," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sebuah konferensi pers di Vienna pada Jumat.
Pemerintahan Biden telah berulang kali mencoba memperjelas bahwa Rusia mengandalkan Iran dan Korea Utara untuk memperoleh senjata yang mereka butuhkan dalam perang mereka melawan Ukraina. Mereka juga telah mengungkapkan temuan intelijen yang menunjukkan hal tersebut.
Rusia telah memperoleh dan menggunakan rudal balistik Korea Utara dalam konflik dengan Ukraina. Namun, pejabat Ukraina mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut sering meleset dari target saat digunakan oleh pasukan Rusia.
Selain rudal balistik, Rusia juga menerima ratusan drone serang satu arah dari Iran, serta peralatan terkait produksi drone. Pemerintahan Biden juga menuduh Iran menyediakan bahan-bahan untuk membangun pabrik pembuatan drone di dekat Moskow.
Iran awalnya membantah menyediakan drone kepada Rusia. Namun, mereka kemudian mengakui telah menyediakan sejumlah kecil drone sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press