> >

Kenya Pastikan Tetap Kirim Pasukan ke Haiti dengan Dukungan PBB

Kompas dunia | 14 Maret 2024, 04:36 WIB
Presiden Kenya William Ruto, pada hari Rabu (13/3/2024) menegaskan negaranya tetap akan memimpin pasukan polisi multinasional yang didukung PBB untuk membantu meredakan kekerasan geng di Haiti begitu dewan presidensial transisi terbentuk di negara Karibia tersebut. (Sumber: La Croix)

NAIROBI, KOMPAS.TV - Presiden Kenya William Ruto, pada Rabu (13/3/2024) menegaskan, negaranya tetap akan memimpin pasukan polisi multinasional yang didukung PBB.

Hal itu dilakukan untuk membantu meredakan kekerasan geng di Haiti begitu dewan presidensial transisi terbentuk di negara Karibia tersebut.

Ruto menyatakan, dalam sebuah posting di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken telah memberinya pembaruan tentang perkembangan di Haiti.

Ia memastikan kepada Blinken tentang komitmen Kenya untuk menggelar pasukan polisi ke Haiti.

“Saya memastikan kepada Menlu Blinken bahwa Kenya akan mengambil kepemimpinan Misi Dukungan Keamanan PBB di Haiti untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan,” kata Ruto.

Sekretaris Utama Urusan Luar Negeri Kenya, Korir Sing'oei mengatakan, Kenya menunda pengiriman 1.000 polisinya sampai ada pemerintahan yang jelas di Haiti.

Pengumuman ini datang setelah Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry mengatakan, ia akan mengundurkan diri begitu dewan presidensial terbentuk.

Kenya bulan Oktober lalu telah menyetujui untuk memimpin pasukan polisi internasional yang diotorisasi oleh PBB ke Haiti.

Tetapi pengadilan tertinggi negara itu pada bulan Januari memutuskan hal itu tidak konstitusional.

Salah satunya karena kurangnya kesepakatan timbal balik tentang pengiriman semacam itu antara kedua negara tersebut.

Baca Juga: Kenya Bakal Kirim 1.000 Polisi ke Haiti untuk Bantu Lawan Geng Kejahatan, Timbul Pertentangan

Anggota geng G9 dan Keluarga bersenjata berpatroli di penghalang jalan di lingkungan Delmas 6 Port-au-Prince, Haiti, Senin, 11 Maret 2024. PM Haiti Ariel Henry, hari Selasa pagi (12/3/2024) mengumumkan akan mengundurkan diri setelah pembentukan dewan presidensial transisi (Sumber: AP Photo)

Ruto mengatakan, ia dan Henry telah menyaksikan penandatanganan kesepakatan timbal balik antara Kenya dan Haiti pada tanggal 1 Maret guna membersihkan jalan bagi penempatan pasukan.

Menurut rencana, pasukan polisi multinasional yang didukung PBB yang dipimpin oleh petugas Kenya akan membantu meredakan kekerasan geng yang telah lama mengganggu Haiti.

Namun kekerasan meningkat tajam sejak 29 Februari dengan para penembak membakar kantor polisi.

Selain itu menutup bandara internasional utama, dan merampok dua penjara terbesar di negara itu, serta membebaskan lebih dari 4.000 narapidana.

Banyak korban yang tewas dan lebih dari 15.000 orang menjadi pengungsi setelah melarikan diri dari lingkungan yang diserbu oleh geng.

Makanan dan air semakin menipis, dan pelabuhan utama di ibu kota Port-au-Prince tetap ditutup, serta membiarkan puluhan kontainer dengan pasokan penting terjebak.

Setelah kembali dari perjalanan ke Kenya di mana ia pergi untuk menyelamatkan rencana penempatan negara Afrika itu, Henry telah dikunci di luar negeri dan tetap berada di Puerto Rico sejak minggu lalu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU