India Beri Makan Siang Gratis untuk 118 Juta Anak dengan Rp21,77 Triliun, Ini Skemanya
Kompas dunia | 14 Maret 2024, 09:59 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menuai pro-kontra karena diperkirakan menelan anggaran hingga Rp450 triliun. Pemerintah selanjutnya dikhawatirkan bakal mengalihkan anggaran dari berbagai sektor krusial untuk menjalankan program makan siang gratis.
Makan siang gratis untuk anak sekolah sendiri bukanlah program baru di dunia, dan sejumlah negara telah menerapkannya lebih dulu. Prabowo secara khusus merujuk India sebagai contoh kesuksesan program makan siang gratis.
India telah memberlakukan program makan siang gratis secara nasional sejak 2001. Pemerintah India diwajibkan memberikan makan siang gratis di sekolah negeri atau sekolah yang dibantu pemerintah melalui putusan Mahkamah Agung India pada November 2021.
Pada tahun pelajaran 2023-2024, pemerintah India menjalankan program makan siang gratis dengan anggaran sekitar 116 miliar rupee atau Rp21,77 triliun. Bagaimana caranya?
Cara pemerintah India menganggarkan makan siang gratis
Secara umum, pemerintah pusat India membagi beban anggaran dengan pemerintah negara bagian/union territory untuk menjalankan program makan siang gratis. Umumnya, pembagian anggarannya adalah 60 persen oleh pemerintah pusat dan 40 persen oleh pemerintah provinsi.
Baca Juga: Pelajaran dari India: Makan Siang Gratis Tingkatkan Prestasi Siswa, tapi Luput Atasi Kekurangan Gizi
Akan tetapi, pada praktiknya, masing-masing negara bagian menanggung proporsi penganggaran yang berbeda-beda. Menurut survei dari Global Child Nutrition Foundation pada 2020, negara bagian di India cenderung menanggung biaya lebih besar dari yang ditetapkan.
Proporsi beban anggaran makan siang gratis cenderung lebih besar bagi negara bagian dengan tingkat produk domestik bruto (PDB) tinggi atau menengah. Pada tahun pelajaran 2018/2019, negara bagian dengan PDB terbesar ke-13, Haryana menanggung hingga 68 persen anggaran makan siang gratis.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan negara bagian ber-PDB rendah seperti Arunachal Pradesh, Nagaland, dan Meghalaya yang menanggung 9 persen anggaran makan siang gratis dibanding alokasi pusat.
Dari total anggaran makan siang gratis, rata-rata tiap negara bagian menghabiskan 65 persen untuk bahan pangan. Sedangkan 35 persen sisanya digunakan untuk membayar honorarium juru masak dan lain-lain.
Makan siang gratis di India rata-rata menghabiskan biaya 1.121 rupee (Rp210.456) per anak per tahun untuk sekolah dasar dan 1.596 rupee (Rp299.633) per anak per tahun untuk sekolah menengah.
Kementerian Pendidikan India memberikan panduan nutrisi per porsi untuk makan siang gratis sejumlah 100 gram beras/gandum, 20 gram kacang-acangan, 50 gram sayuran, dan 5 gram lemak. Seporsi makan siang gratis ditargetkan memuat 300 kalori dan 8-12 protein.
Akan tetapi, alokasi nutrisi per porsi pun dapat bervariasi antarnegara bagian. Negara bagian yang tercatat sebagai produsen daging dan susu cenderung mampu menyediakan protein hewani dan susu.
Di lain sisi, rendahnya anggaran untuk membayar tenaga kerja menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program makan siang gratis. Bahkan, kisruh honorarium sempat membuat tenaga masak makan siang gratis mogok kerja.
Pada Agustus 2023 lalu, sekitar satu juta perempuan yang memasak makan siang gratis di negara bagian Madhya Pradesh mogok kerja. Pasalnya, mereka memprotes honorarium yang tidak dibayar penuh.
Para juru masak dan pembantu masak yang tergabung dalam kelompok relawan ini menyebut pemerintah negara bagian tidak membayarkan 40 persen upah. Sedangkan 60 persen upah telah dibayarkan pemerintah pusat.
"Ketika pemerintah pusat memberikan bagiannya, pemerintah negara bagian tidak punya bujet untuk hal yang sama. Tuntutan kami adalah 100 persen pembayaran," kata perwakilan kelompok relawan, Sarita Om Prakesh Bhagel kepada India Today, Agustus 2023 lalu.
Di lain sisi, program makan siang gratis anak sekolah di India bagi sekitar 118 juta anak itu disebut belum mampu menurunkan angka kekurangan gizi secara signifikan. Menurut Global Hunger Index (GHI) 2023, angka kekurangan gizi di India masih mencapai 16,6 persen pada kurun 2020-2022 atau hampir dua dekade usai makan siang gratis diterapkan secara nasional.
Angka stunting India pun masih mencapai 35,5 persen, wasting (kekurangan berat badan anak) 18,7 persen, dan mortalitas balita 3,1 persen. India menempati peringkat 111 dari 125 negara dalam GHI 2023, masuk kategori "serius".
Pada 2000, sebelum makan siang gratis diberlakukan, India mencatatkan angka kurang gizi mencapai 18,3 persen, mortalitas balita 9,2 persen, wasting 17,8 persen, dan stunting 51 persen.
Sementara itu, Indonesia tercatat relatif berhasil meningkatkan kesejahteraan anak dengan angka kurang gizi 5,9 persen, mortalitas balita 2,2 persen, wasting 10,2 persen, dan stunting 30,8 persen per GHI 2023. Sedangkan pada 2000, angka kurang gizi di Indonesia mencapai 19 persen, mortalitas balita 5,2 persen, wasting 5,5 persen, dan stunting 42,3 persen.
Baca Juga: Politikus PDIP Kritik Makan Siang Gratis: Bikin Kementerian Sekalian, Daripada Ambil Dana BOS
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV