Eks Karyawan Boeing yang Ungkap Cacat Produksi Boeing Ditemukan Tewas, Polisi Selidiki Kasus Ini
Kompas dunia | 12 Maret 2024, 10:06 WIBCHARLESTON, KOMPAS.TV – John Barnett, seorang mantan karyawan Boeing yang pernah mengungkap keprihatinan tentang standar produksi perusahaan produsen pesawat terbang itu, ditemukan tewas di Amerika Serikat (AS).
Beberapa hari menjelang kematiannya, Barnett sempat memberikan sejumlah bukti dalam kasus gugatan terhadap Boeing.
Melansir BBC, Selasa (12/3/2024), pria berusia 62 tahun itu dilaporkan meninggal akibat 'luka yang ditimbulkannya sendiri' pada 9 Maret lalu. Bagian koroner Charleston County mengonfirmasi kematiannya pada Senin (11/3).
Polisi kini tengah menyelidiki kematian Barnett.
Barnett telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun hingga ia pensiun pada 2017 karena alasan kesehatan.
Baca Juga: Ada Temuan Salah Bor Badan Pesawat saat Proses Produksi 737 Max, Nasib Boeing Makin Runyam
Sejak 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di Charleston Utara, memproduksi pesawat Dreamliner 787, pesawat canggih yang banyak digunakan untuk rute jarak jauh.
Pada 2019, Barnett mengatakan pada BBC bahwa para pekerja yang bekerja di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat.
Barnett juga menyebat ia telah menemukan masalah serius terkait sistem oksigen, yang berarti satu dari empat masker oksigen dalam pesawat tidak akan berfungsi dalam kondisi darurat.
Sesaat setelah mulai bekerja di Carolina Selatan, Barnett prihatin lantaran tekanan membuat pesawat baru berarti proses perakitan diburu waktu dan keselamatan dikompromikan. Boeing membantah hal ini.
Barnett mengeklaim para pekerja telah gagal mengikuti prosedur untuk melacak komponen di pabrik, hingga menyebabkan komponen yang rusak, hilang.
Bahkan, dalam beberapa kasus, Barnett menyebut suku cadang di bawah standar dipungut lagi dari tempat sampah untuk dipasang pada pesawat yang tengah dibangun untuk mencegah penundaan produksi.
Baca Juga: Waduh, Boeing Temukan Baut dengan Mur Hilang di Sistem Kemudi, Seluruh 737 Max Diperiksa
Barnett juga mengeklaim uji sistem oksigen darurat pada pesawat 787 menunjukkan tingkat kegagalan 25%. Ini berarti satu dari empat masker oksigen dapat gagal berfungsi dalam kondisi darurat di kehidupan nyata.
Barnett menyebut ia telah memperingatkan para managernya akan kekhawatirannya. Namun, tak ada tindakan yang diambil terkait hal itu.
Boeing sendiri telah membantah klaim Barnett. Namun, tinjauan pada 2017 oleh regulator penerbangan AS, FAA, membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett.
Usai pensiun, Barnett mengajukan gugatan hukum terhadap Boeing. Saat kematiannya, Barnett tengah berada di Charleston untuk wawancara terkait gugatannya.
Pekan lalu, Barnett memberikan pernyataan resmi dan ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri.
Barnett dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada Sabtu (9/3). Ketika dia tidak muncul, penyelidikan dilakukan di hotelnya. Dia kemudian ditemukan tewas di truknya di tempat parkir hotel.
Pengacara Barnett menggambarkan kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis. Sementara, Boeing menyatakan dukacita atas kematian Barnett.
Baca Juga: Jendela Pesawat Alaska Airlines Copot di Udara, Seorang Anak Nyaris Tersedot Keluar Pesawat
Kematian Barnett terjadi seiring adanya pengawasan ketat terhadap standar produksi di Boeing dan pemasok utamanya, Spirit Aerosystems. Ini menyusul insiden pada awal Januari saat pintu keluar darurat di pesawat Boeing 737 Max baru milik maskapai Alaska Airlines terlepas tak lama usai lepas landas dari Bandara Portland.
Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan bahwa empat baut kunci, yang dirancang untuk menahan pintu dengan aman di tempatnya, tidak dipasang.
Pekan lalu, FAA menyatakan audit enam minggu terhadap perusahaan tersebut telah menemukan beberapa contoh yang menunjukkan perusahaan tersebut diduga gagal mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/BBC