Media Asing Soroti Reaksi Gibran soal Peringatan Bank Dunia Terkait Makan Siang Gratis
Kompas dunia | 1 Maret 2024, 09:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Reaksi calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming atas peringatan bank dunia terkait kebijakan makan siang gratis disorot media asing.
Makan siang gratis menjadi salah satu kebijakan yang diapungkan Gibran bersama calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Namun pewakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kohinen, menggarisbawahi perlunya perencanaan yang cermat untuk program makan siang gratis di Indonesia yang disebutnya ambisius.
Baca Juga: Reaksi Hamas Usai Israel Bantai Warga Palestina yang Tunggu Bantuan, Gencatan Senjata Bakal Pupus
Kahkonen menyoroti keterbatasan anggaran dan pentingnya menetapkan tujuan yang transparan.
Masukan Bank Dunia, yang mendukung pendekatan bertahap dan pencapaian yang jelas, mencerminkan keprihatinan berbagai sektor dalam memastikan keberlanjutan inisiatif ini tanpa mengganggu perekonomian nasional.
Media Hong Kong, BNN Breaking menyoroti respons atas kakhawatiran Bank Dunia.
“Dalam merespons imbauan Bank Dunia, Gibran Rakabuming Raka, mengucapkan terima kasih dan menegaskan komitmennya terhadap disiplin fiskal,” tulisnya.
Media itu mengungkapkan pendekatan yang dilakukan pemerintah menunjukkan kesiapan untuk menyempurnakan program tersebut.
Memastikannya sejalan dengan kemampuan perekonomian nasional dengan tetap mengutamakan dukungan kesehatan dan ekonomi keluarga.
“Dialog antara lembaga-lembaga keuangan internasional dan para pembuat kebijakan di Indonesia mencerminkan pengakuan yang lebih luas atas potensi manfaat dari kerugian program ini,” tambahnya.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Jadi Perhatian Media Malaysia Lagi, Ucapan Dirinya Bukan Siapa-Siapa Disorot
Program makan siang gratis yang diusung pasangan Prabowo-Gibran bertujuan memerangi stunting melalui dukungan gizi kepada jutaan orang, yang mempunyai potensi dampak ekonomi yang memerlukan pengawasan cermat.
Dengan visi memberian bantuan gizi kepada lebih dari 80 juta siswa dan kelompok rentang pada 2029, tujuan besar program ini juga diimbangi biaya besar, diperiraan mencapai Rp400 triliun.
Tujuannya adalah untuk menawarkan makanan sebesar Rp15.000 per anak setiap hari, yang menurut Bank Dunia sebuah komitmen finansial yang memerlukan keseimbangan antara ambisi dan tanggung jawab fiskal.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BNN Breaking