Kelahiran Catat Rekor Terendah dan Pernikahan Anjlok, Krisis Demografi Jepang Makin Parah
Kompas dunia | 28 Februari 2024, 08:05 WIBPerdana Menteri Fumio Kishida menyebut rendahnya kelahiran sebagai "krisis terbesar yang dihadapi Jepang," dan mengusulkan paket langkah-langkah yang mencakup lebih banyak dukungan dan subsidi terutama untuk kelahiran, anak-anak, dan keluarga mereka.
Namun, para ahli ragu apakah upaya pemerintah akan efektif karena sejauh ini kebijakan sebagian besar difokuskan pada orang yang sudah menikah atau sudah merencanakan untuk memiliki anak, sementara tidak secara memadai mengatasi populasi muda yang enggan melakukan hal tersebut.
Jumlah kelahiran di Jepang telah mengalami penurunan sejak 50 tahun yang lalu, saat mencapai puncak sekitar 2,1 juta.
Penurunan jumlah kelahiran bayi baru hingga di bawah 760.000 per tahun terjadi lebih cepat daripada proyeksi sebelumnya yang memperkirakan itu akan terjadi pada tahun 2035.
Diperkirakan, populasi Jepang yang lebih dari 125 juta akan turun sekitar 30% menjadi 87 juta pada tahun 2070, dengan empat dari setiap 10 orang berusia 65 tahun atau lebih.
Populasi yang menyusut dan menua memiliki implikasi besar bagi ekonomi dan keamanan nasional karena negara tersebut berupaya memperkuat militer untuk melawan ambisi teritorial China yang semakin agresif.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press