> >

Perpecahan Sengit Empat Negara Eropa Tengah Anggota NATO soal Perang Rusia dan Ukraina

Kompas dunia | 28 Februari 2024, 04:00 WIB
Dari kiri, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban berfoto dalam pertemuan V4 mereka di Praha, Republik Ceko, Selasa, (27/2/2024). Empat negara Eropa Tengah menunjukkan perpecahan dan perbedaan pandangan mendalam terkait perang Rusia melawan Ukraina dan bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut. (Sumber: AP Photo)

Dia juga menentang sanksi Uni Eropa terhadap Rusia dan ingin mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Dia mengatakan tidak ada jumlah senjata Barat untuk Ukraina yang dapat mengubah arah perang.

"Perang hanya bisa berakhir melalui negosiasi," kata Orbán, seorang populis konservatif nasionalis. Dia mengatakan bahwa pembicaraan perdamaian seharusnya dimulai "semakin cepat, semakin baik."

Fico dan Orbán tidak mengatakan bagaimana itu bisa dicapai dalam situasi saat ini.

"Kita tahu siapa pelaku agresi, kita tahu siapa korban," kata Fiala sebelumnya dalam hari setelah pertemuan terpisah dengan Tusk. "Kita siap mendukung Ukraina secara kuat dan mencari segala cara mungkin untuk lebih meningkatkan dukungan kita."

Tusk mengatakan bahwa penting "bahwa di daerah ini, yang cukup rumit akhir-akhir ini, ada dua ibu kota yang berbicara dengan satu suara praktis dalam semua masalah. Mengenai Ukraina, mengenai agresi Rusia, mengenai tanggung jawab atas tragedi ini, kita telah berbicara dengan satu suara sejak awal konflik ini."

Polandia mengatakan siap untuk berkontribusi pada rencana Ceko untuk memperoleh amunisi yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina dari negara ketiga di luar Uni Eropa.

Fiala dan Tusk juga menyambut suara parlemen Hungaria pada hari Senin yang meratifikasi usulan Swedia untuk bergabung dengan NATO, mengakhiri lebih dari 18 bulan penundaan yang membuat frustrasi aliansi tersebut ketika mencari ekspansi sebagai respons terhadap perang Rusia di Ukraina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU