Moskow Ingatkan Konflik Militer Terbuka Tidak Akan Terhindarkan jika NATO Kirim Pasukan ke Ukraina
Kompas dunia | 28 Februari 2024, 01:30 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Konflik militer terbuka antara NATO dan Rusia tidak akan terhindarkan jika NATO mengirim pasukan ke Ukraina, kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (27/2/2024).
"Dalam situasi ini, bukan soal kemungkinan, tetapi itu pasti terjadi, begitu penilaian kami," ungkapnya saat ditanya tentang kemungkinan konflik langsung antara NATO dan Rusia jika pasukan Barat dikirim ke Ukraina.
Peskov juga menekankan negara-negara NATO harus mengukur konsekuensi dari tindakan tersebut dan memahaminya. Mereka harus "bertanya pada diri mereka sendiri apakah ini sesuai dengan kepentingan mereka, dan yang terpenting, dengan kepentingan rakyat mereka," ujar Peskov seperti laporan TASS.
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan penempatan pasukan Prancis di Ukraina disebut kurang mawas diri oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. "Terkesan Presiden Prancis tidak paham dengan baik apa yang dikatakan bawahannya atau dirinya sendiri," tulis Zakharova di Telegram.
Zakharova menyoroti, baru sebulan yang lalu diplomat Prancis membantah keterlibatan Paris dalam merekrut tentara bayaran untuk rezim Kiev, menyebutnya sebagai "propaganda Rusia yang kasar."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia juga menarik perhatian Macron pada momen-momen yang meragukan dalam sejarah Prancis. "Pada April 1945, divisi SS Prancis Charlemagne mempertahankan Berlin bersama beberapa unit lain. Mereka termasuk di antara yang terakhir menerima Penghargaan Salib Ksatria Nazi di Reich Ketiga," catat Zakharova.
"Anggota divisi SS Charlemagne Prancis adalah pembela terakhir Reichstag dan Kantor Kanselir Reich," tambahnya. "Emmanuel, apakah kamu memutuskan untuk membentuk divisi Charlemagne untuk membela bunker [Presiden Ukraina Vladimir] Zelenskyy?" tanya Zakharova, mengarahkan ucapannya kepada Presiden Prancis.
Pada Selasa (27/2/2024), Sekjen NATO Jens Stoltenberg menegaskan, aliansi militer tersebut tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina, meskipun terdapat laporan mengenai pertimbangan beberapa negara Barat untuk melakukannya.
Stoltenberg menyatakan, "Sekutu-sekutu NATO memberikan dukungan luar biasa kepada Ukraina. Kami telah melakukannya sejak tahun 2014 dan meningkatkan dukungan setelah invasi penuh Rusia. Namun, tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur NATO ke Ukraina."
Baca Juga: Presiden Prancis Tegaskan Opsi Kirim Pasukan Barat ke Ukraina Masih Terbuka
Meskipun menolak opsi militer NATO, Stoltenberg menegaskan kepada AP, "Ini adalah perang agresi oleh Rusia terhadap Ukraina, yang jelas melanggar hukum internasional. Menurut hukum internasional, Ukraina memiliki hak untuk bela diri, dan kami memiliki hak untuk mendukung mereka dalam mempertahankan hak tersebut."
NATO, sebagai aliansi, memberikan bantuan non-matériel kepada Ukraina, seperti persediaan medis, seragam, dan perlengkapan musim dingin. Meskipun begitu, beberapa anggota NATO mengirim senjata dan amunisi secara bilateral atau dalam kelompok.
Keputusan untuk mengirim pasukan akan memerlukan dukungan penuh dari semua negara anggota.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Senin (26/2/2024), menyatakan Barat belum mengecualikan kemungkinan mengirim pasukan ke Ukraina di masa depan, terutama ketika invasi Rusia memasuki tahun ketiga.
Macron menegaskan bahwa kemungkinan pengiriman pasukan dari negara-negara Barat ke Ukraina masih terbuka. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan 20 kepala negara Barat terkait perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki tahun ketiga.
Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Senin (26/2/2024), Macron menyatakan, "Kami akan melakukan segala yang mungkin agar Rusia tidak berhasil memenangkan perang ini."
Ia mengungkapkan bahwa isu pengiriman pasukan dibahas dalam pertemuan tersebut, tetapi tidak memberikan rincian negara mana yang sedang mempertimbangkan opsi ini dengan alasan "ambiguitas strategis."
"Belum ada kesepakatan resmi hari ini terkait pengiriman pasukan yang didukung oleh semua pihak. Namun, dari segi dinamika, tidak ada yang dapat dikecualikan," ujar Macron, sebagaimana dikutip oleh Associated Press.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : TASS / Associated Press