> >

Geger Rencana Netanyahu Pasca-Perang di Gaza, Langsung Ditolak AS dan Palestina

Kompas dunia | 26 Februari 2024, 09:30 WIB
Rencana pasca-perang yang ditunggu-tunggu dari Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu membuat geger pemimpin Palestina dan sekutu dekat mereka, Amerika Serikat (AS) yang langsung ditolak dan bereaksi negatif. (Sumber: Times of Israel)

DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV - Rencana pasca-perang yang ditunggu-tunggu dari Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu membuat geger pemimpin Palestina dan sekutu dekat mereka, Amerika Serikat (AS), yang langsung ditolak dan bereaksi negatif.

Pemerintahan Netanyahu dalam rencana pasca perang Gaza akan mengambil kendali tanpa batas atas urusan keamanan dan sipil di Jalur Gaza.

Rencana ini langsung ditolak pemimpin Palestina, Jumat (23/2/2024), dan bertentangan dengan visi Washington untuk enklaf yang dilanda perang tersebut.

PM Benjamin Netanyahu menyajikan dokumen dua halaman tersebut kepada Kabinet Keamanannya, Kamis (22/2) malam untuk persetujuan.

Perbedaan pandangan yang dalam terkait masa depan Gaza menyebabkan gesekan yang semakin panas antara Israel dan AS.

Pemerintahan Joe Biden berkeinginan melihat pemerintahan Palestina di masa mendatang di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel sebagai langkah awal menuju kemerdekaan Palestina. Namun hal ini dilawan keras oleh Netanyahu dan pemerintah sayap kanannya.

Pasalnya, Netanyahu membayangkan Gaza dikelola oleh orang Palestina yang dipilih Israel.

Secara terpisah, upaya gencatan senjata mendapat dukungan, dengan mediator akan menyajikan proposal baru pada pertemuan tingkat tinggi yang diharapkan pada akhir pekan ini di Paris.

Baca Juga: Erdogan Hantam Barat dan PBB: Mereka Hanya Menonton Kejahatan Israel di Gaza Selama 140 Hari

Adapun AS, Mesir, dan Qatar berjuang selama berminggu-minggu untuk menemukan formula yang dapat menghentikan serangan Israel yang menghancurkan di Gaza, tetapi sekarang menghadapi batas waktu tidak resmi menjelang bulan suci Ramadan.

Total kematian Palestina sejak awal perang meningkat menjadi hampir 30,000 orang warga sipil Gaza, dengan hampir 70.000 orang terluka, kata pejabat kesehatan Gaza. Jumlah kematian ini sekitar 1,3% dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta.

Setelah serangan meratakan gedung apartemennya di kota pusat Deir al-Balah, video online menunjukkan Mahmoud Zueitar, seorang pelawak terkenal di Gaza, bergegas ke rumah sakit sambil memegang adik perempuannya yang berteriak kesakitan dan bersimbah darah.

Setidaknya 25 orang tewas dalam serangan itu, 16 di antaranya perempuan dan anak-anak.

Sepanjang perang, Zueitar memposting video ceria di media sosial, bercanda dengan orang tentang cara mereka bertahan dari serangan dan pengusiran, memuji budaya Palestina, dan meyakinkan orang di sekitarnya bahwa suatu hari nanti segalanya akan menjadi lebih baik.

Video lain di rumah sakit menunjukkan dia memeluk adik perempuannya yang terluka di pangkuannya.

"Saya selalu berkata, 'Tuhan, janganlah mereka mengusir kami dari Gaza,' begitu besar cintaku padanya dan penduduknya," kata Zuietar sambil menangis.

"Tapi sepertinya mereka ingin kami meninggalkan Gaza."

Sebelumnya di rumah sakit, kerabat menangis di atas jenazah yang dijejerkan terbungkus kain kafan di halaman, dan seorang pria memeluk bayinya yang sudah meninggal.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Berpidato di Mahkamah Internasional: Israel Harus Tarik Pasukannya dari Gaza!

Visi Netanyahu Untuk Gaza

Rencana Netanyahu, meskipun tanpa rincian khusus, menandai kali pertama ia menyajikan visi pasca-perang secara resmi. Ini mengulangi bahwa Israel bertekad menghancurkan Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang merebut Jalur Gaza tahun 2007.

Jajak pendapat mengklaim mayoritas warga Palestina tidak mendukung Hamas, tetapi kelompok ini memiliki akar yang dalam dalam masyarakat Palestina.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU