> >

Kematian di Gaza Hampir 30.000 Warga Sipil Akibat Serangan Israel

Kompas dunia | 26 Februari 2024, 05:26 WIB
Dua orang warga Gaza berduka atas meninggalnya anak mereka yang dibunuh serangan Israel, Senin (12/2/2024). Jumlah tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober tercatat 29.692 warga sipil, dengan 69.879 individu luka dan ribuan jasad masih tertimbun di reruntuhan. (Sumber: AP Photo/Hatem Ali)

Di dalam celah sempit antara tenda-tenda yang mengisi hampir setiap sudut kota Rafah di Gaza Selatan, warga Palestina berjuang mempertahankan hidup di tengah perang sengit dengan Israel.

Pandangan dunia tertuju pada Rafah, kota yang dulunya tenang di sepanjang perbatasan Mesir, yang kemungkinan besar akan menjadi fokus pertahanan Hamas melawan serangan Israel.

Baca Juga: Di Sidang Mahkamah Internasional, Retno Marsudi Beberkan Dosa-Dosa Israel Terhadap Rakyat Palestina

Rafah menjadi sangat padat dalam beberapa minggu terakhir. Ratusan ribu warga Palestina yang mencari perlindungan menyebar di seluruh kota, di tenda-tenda atau di rumah teman atau kerabat.

Sekitar 1,5 juta orang yang mencari perlindungan di Rafah, lebih dari setengah populasi Gaza, tidak punya tempat untuk melarikan diri menghadapi serangan yang telah meratakan sebagian besar lanskap perkotaan di wilayah lain.

Pejabat PBB memperingatkan serangan terhadap Rafah akan menjadi malapetaka dahsyar, dengan lebih dari 600.000 anak-anak berada di jalur serangan.

Serangan terhadap kota dan area sekitarnya juga dapat menyebabkan keruntuhan sistem bantuan kemanusiaan yang berjuang untuk menjaga hidup populasi Gaza. Sekutu-sekutu Barat Israel juga menyatakan kekhawatiran mereka.

Israel berkeras mereka harus merebut Rafah untuk memastikan kehancuran Hamas dan membebaskan sandera yang dipegang oleh militan tersebut.

Baca Juga: Namibia Bela Rakyat Palestina di Gaza Sambil Sudutkan Jerman di ICJ, Ungkap Genosida Masa Lalu

Makanan di Rafah, seperti di seluruh Jalur Gaza, sudah lama langka. Kerumunan orang berdesak-desakan di sekitar sebuah toko roti, berharap untuk mendapatkan beberapa pitas untuk memberi makan keluarga mereka.

Yang lain membakar roti mereka sendiri di tungku lumpur dengan tepung apa pun yang bisa mereka dapatkan. Seorang anak, duduk di bahu anak yang lebih besar, menikmati setiap gigitan pertama dari roti.

Jalanan tanpa tenda dipenuhi dengan kerumunan warga Palestina yang berusaha mempertahankan keluarga mereka.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : WAFA / Associated Press


TERBARU