> >

Pilot Australia Ungkap Teori Baru yang Mengerikan terkait Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370

Kompas dunia | 25 Februari 2024, 01:05 WIB
Ilustrasi pesawat (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Teori baru yang mengerikan muncul terkait hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.

Seperti diketahui pesawat berjenis Boeing 777 yang mengangkut 239 penumpang itu hilang saat penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China, pada 8 Maret 2014.

Hampir 10 tahun sejak hilangnya MH370, hingga saat ini masih diselimuti misteri.

Terdapat beragam teori yang mengelilingi hilangnya MH370, mulai dari kemungkinan pesawat tersebut dibajak oleh teroris, disandera di Afghanistan, hingga jatuh di hutan Kamboja.

Namun, menurut Mike Glynn, seorang mantan pilot Qantas Australia, para penumpang dan kru MH370 mungkin dilumpuhkan sebelum mereka menyadari apa yang terjadi.

Teori ini diungkapkan oleh Glynn dalam sebuah film dokumenter Sky News Australia berjudul MH370: Sepuluh Tahun Berlalu, yang ditayangkan pada Selasa (20/2/2024).

Sebelumnya, salah satu teori yang sempat beredar terkait hilangnya MH370 adalah kapten pesawat Zaharie Ahmad Shah (53) diduga melakukan bunuh diri.

Meski begitu, pihak berwenang hingga kini tidak bisa mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

Terkait hal itu, Glynn menyampaikan, ada kemungkinan pilot terlibat sehingga MH370 tidak dapat dilacak hingga saat ini.

Glynn menyatakan bahwa pilot mungkin dengan sengaja mengendalikan katup pesawat yang mengatur pelepasan tekanan udara dalam kabin selama penerbangan.

Baca Juga: Malaysia Minta Bantuan Interpol Buru Komika yang Bercanda soal Tragedi MH370

"Jadi pada dasarnya, pilot hanya perlu memencet beberapa tombol dalam beberapa saat," kata Glynn dikutip dari Sky News.

"Ya. Pastikan pintunya terkunci, jadi tidak ada yang bisa masuk. Tidak ada yang bisa dilakukan siapa pun," ujarnya.

Lebih lanjut, Glynn menjelaskan, ketika katup keluar pesawat dibuka, maka tekanan udara di pesawat akan turun dalam waktu singkat.

Semua orang yang ada di pesawat, menurutnya, akan mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen apabila pesawat tidak menurunkan ketinggian dalam waktu 3-4 menit.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan penumpang mengalami kebingungan dan detak jantung yang cepat sebelum kehilangan kesadaran.

Insiden serupa terjadi pada tahun 2005 ketika pilot Helios Airways gagal mengatur tekanan kabin pesawat.

Tindakan pilot tersebut mengakibatkan 121 penumpang dan kru pesawat kehilangan kesadaran sebelum pesawat jatuh di Yunani dua jam kemudian karena kehabisan bahan bakar.

Glynn kemudian juga mengungkap kemungkinan lain di balik skenario sebelum Malaysia Airlines MH370 hilang. Ia menegaskan bahwa mudah bagi pilot untuk mencegah pihak lain masuk ke dalam kokpit.

Sebabnya, pintu kokpit dirancang untuk mencegah orang, baik penumpang atau kru, setelah tragedi 9/11 di AS.

"Pintu akan menutup secara otomatis, dan pilot bisa menguncinya dengan tombol ini," kata dia.

Baca Juga: Ditemukan! Penampakan Citra Satelit Diduga Lokasi Jatuhnya Pesawat MH370!

"Dan Anda juga bisa menutup pintu, ada gerendel manual yang melarang semua orang masuk ke dek penerbangan. Anda bisa mengontrol penuh pintu," ujarnya.

MH370 Diduga Berada di Barat Perth, Australia

Jauh sebelum Glynn mengutarakan pendapatnya itu, peneliti yang terdiri dari Richard Godfrey, Hannes Coetzee, dan Profesor Simon Maskell sempat menyebut bahwa MH370 berada sekitar 1.560 kilometer sebelah Barat Perth, Australia.

Dugaan tersebut didasarkan pada Weak Signal Propagation Reporter (WSPR) untuk melacak jalur penerbangan MH370 selama enam jam setelah hilang kontak.

"Teknologi ini telah dikembangkan selama tiga tahun terakhir dan hasilnya merupakan bukti baru yang kredibel," kata mereka September 2023 lalu.

Para peneliti menyatakan bahwa temuan mereka serupa dengan analisis yang dilakukan oleh Boeing serta analisis drift yang dilakukan oleh University of Western Australia terhadap puing-puing yang ditemukan di sekitar Samudera Hindia.

Dalam melacak MH370, peneliti mengombinasikan data Boeing, satelit Inmarsat, dan analisis. Kombinasi data tersebut menghasilkan temuan yang signifikan bahwa lokasi jatuhnya pesawat sama.

"Bersama dengan (data) ini, gambaran komprehensif tentang jam-jam terakhir penerbangan MH370 dapat disusun," kata para peneliti.

Mereka menerangkan bahwa MH370 telah diterbangkan menuju Samudera Hindia dan pesawat ini kemudian kehabisan bahan bakar di beberapa titik setelah sinyal terakhir pada tengah malam.

Pada tahun 2023, telah ditemukan 41 temuan terkait dengan hilangnya MH370 di sebagian besar Pantai Timur Afrika hingga ke Cape Town. 

Baca Juga: Fakta Canggihnya Poseidon Milik AS, Pernah Ikut Pencarian Malaysia Airlines MH370

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Sky News


TERBARU