> >

Joe Biden Hadapi Masalah Pemilu, Pemilih Muslim Amerika Marah dan Anggap Biden Penjahat Perang Gaza

Kompas dunia | 21 Februari 2024, 23:04 WIB
Menjelang Pemilihan Presiden AS 2024, konsekuensi kebijakan Gaza yang diambil pemerintahan Joe Biden semakin terlihat, dimana dia kehilangan besar-besaran dukungan dari pemilih Muslim Amerika menghadapi pemilu presiden November nanti. (Sumber: AP Photo)

"Itu membuat mereka menjadi bagian yang sangat penting dari hasil pemilihan, terutama di negara-negara kunci seperti Michigan, Pennsylvania, Georgia, Florida, Arizona, dan negara-negara lain yang membantu menentukan presiden," katanya.

"Setiap siklus pemilihan, Muslim Amerika memang memainkan peran utama dalam pemilihan dan dapat memainkan peran utama dalam hasil pemilihan presiden mendatang."

Saat ini, banyak pemilih Arab dan Muslim mempertanyakan pilihan mereka untuk presiden dalam pemilihan terakhir, khususnya karena dukungannya yang luar biasa terhadap Israel.

Kebijakan Biden terkait perang di Gaza bisa mengakibatkan penurunan dukungan, berpotensi membahayakan negara bagian yang dimenangkannya dengan selisih suara tipis 150.000 pada 2020, dan yang menjadi rumah bagi sekitar 240.000 Muslim.

Menurut survei yang dipublikasikan oleh NBC News, di antara pemilih Demokrat yang kemungkinan besar di Michigan, hanya 16% mengindikasikan mereka akan memilih untuk Biden jika pemilihan diadakan hari ini.

Baca Juga: Saat Joe Biden Ngamuk Gara-gara Disebut Pikun: Ingatan Saya Baik-Baik Saja

Saat Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinet perangnya selama kunjungannya ke Israel, Presiden AS tersebut memberikan jaminan kepada mereka, Saya tidak percaya Anda harus menjadi orang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis, dan saya adalah seorang Zionis. (Sumber: AP Photo)

Sekitar dua pertiga Demokrat Arab dan Muslim mengatakan mereka sekarang mempertimbangkan untuk memilih pengganti Biden, dan tiga perempat menyatakan kesiapan untuk memilih kandidat pihak ketiga.

"Komunitas Arab Amerika, komunitas Muslim telah tumbuh pesat di Michigan, dan sekarang mereka sekitar 5% dari suara yang benar-benar dapat memengaruhi. Jika mereka memilih ke satu arah atau yang lain, mereka dapat memengaruhi pemilihan," kata Siblani.

"Saya mengerti bahwa di Amerika Serikat, ada dukungan besar untuk Israel. Dan ada kelompok lobby Yahudi di Amerika Serikat yang sangat kuat." kata Siblani.

"Tetapi juga di Amerika Serikat adalah presiden dunia bebas. Sebagai pemimpin dunia bebas, dia seharusnya bertindak sesuai," tambahnya.

Mitchell meyakini di antara banyak Muslim Amerika, ada "kekecewaan" dan "ketidakpercayaan" yang signifikan terkait perang di Gaza dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah AS.

"Tentu saja, setiap hari, Muslim Amerika bangun, dan banyak dari kami melihat ponsel kami dan melihat gambar anak-anak yang ditarik keluar dari reruntuhan, rumah sakit yang diserang, orang-orang mati dan dibunuh, dan jenazah mereka tergeletak di jalanan di seluruh Gaza."

"Kami melihat semua ini terjadi dengan dukungan pemerintah Amerika, dengan dolar pajak Amerika," katanya.

Baca Juga: Trump Pamer Pengaruh Jelang Pilpres, Perintahkan Kubu Republik di Kongres Tolak Bantuan ke Ukraina

Elit politik Amerika Serikat dan tokoh lobi Yahudi saat pertemuan AIPAC di Amerika Serikat. Menjelang November, kelompok AIPAC dan kelompok lobi yang sehalauan, kembali mulai memberikan sumbangan kepada kandidat yang melawan anggota The Squad yang mengecam perilaku militer Israel dan membela korban genosida di Gaza. (Sumber: AP Photo)

Dua pilihan buruk

Pemilihan 2024 menghadirkan dilema pelik bagi Muslim dan Arab Amerika. Kemungkinan pencalonan mantan Presiden Donald Trump untuk Partai Republik melawan Biden bisa lebih mempersulit pemilihan bagi mereka.

Tetapi dengan beberapa putusan pengadilan yang masih tertunda tentang apakah Trump akan dihapus dari bilik suara, bisa dikatakan bahwa masa jabatan presiden berikutnya penuh ketidakpastian bagi banyak Arab dan Muslim Amerika serta bagi dunia.

 

Siblani menekankan Trump "berbahaya" bagi AS karena ingin "menghancurkan" lembaga-lembaga yang berkontribusi pada kebesaran negara, "Ia ingin membuat Amerika salah satu korporasinya," katanya.

"Biden sama berbahayanya bagi dunia dan Amerika karena dia memulai perang di mana-mana. Dan dia tidak mampu menjalankan Amerika Serikat dan menjadi pemimpin dunia bebas selama empat tahun lagi," tambahnya, "Kami memiliki dua pilihan buruk."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu


TERBARU