> >

Mediator Arab Pandang Netanyahu Penghalang Utama Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Kompas dunia | 21 Februari 2024, 19:47 WIB
Upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas menghadapi kendala serius akibat syarat-syarat yang diajukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian disampaikan oleh sumber-sumber Palestina, Selasa (20/2/2024). (Sumber: Aydinlik Turkiye)

GAZA CITY, KOMPAS.TV - Upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas menghadapi kendala serius akibat syarat-syarat yang diajukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian disampaikan oleh sumber-sumber Palestina, Selasa (20/2/2024).

Salah satu sumber mengatakan kepada Anadolu, "Netanyahu menolak untuk menghentikan agresi di Gaza atau mundur dari wilayah tersebut."

Ia menambahkan, "Ia (Netanyahu) juga menolak kembalinya para pengungsi ke utara Gaza dan menolak adanya kesepakatan nyata pertukaran sandera-tahanan."

Sumber tersebut mengungkapkan, mediator dari Mesir dan Qatar merasa "kecewa dengan upaya Netanyahu yang selalu menggagalkan kesepakatan."

"Posisi dan respons Israel terhadap mediator-mediator tersebut sangat negatif dan menimbulkan banyak hambatan," tegas sumber tersebut.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari kantor Netanyahu terkait laporan ini. Sementara Qatar, Selasa (20/2/2024), menuding Netanyahu sengaja memperpanjang perang di Jalur Gaza.

Pada hari yang sama, Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, tiba di Mesir untuk melakukan pembicaraan mengenai serangan Israel di Jalur Gaza.

"Kunjungan Haniyeh ke Mesir terjadi di tengah upaya Netanyahu untuk menghindari persyaratan kesepakatan apa pun," ungkap sumber tersebut.

Hamas menuntut penghentian serangan Israel di Gaza sebagai syarat untuk memulai perundingan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan.

Baca Juga: Perundingan Gaza Macet Gara-Gara Netanyahu, Qatar: Padahal Ada Momentum Positif Sebelumnya

Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, tiba di Mesir untuk melakukan pembicaraan mengenai serangan Israel di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo)

Israel dan Barat menuding Hamas masih menahan lebih dari 130 tahanan Israel sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober.

Sementara jumlah kematian warga Palestina di Gaza akibat serangan Israel per Rabu (21/2/2024), telah mencapai lebih dari 29.313, dengan 69.333 lainnya terluka, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Dalam 24 jam terakhir, tentara Israel dilaporkan melakukan 11 pembantaian di seluruh Gaza, menewaskan 118 orang dan melukai 163 lainnya, ungkap Kementerian Kesehatan.

"Masih banyak orang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, dan tim penyelamat tidak bisa mencapai mereka," kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan.

Sejak serangan Hamas pada Oktober, Israel terus menggempur Jalur Gaza. Israel mengeklaim serangan Hamas menewaskan hampir 1.200 orang.

Sebanyak 85 persen warga Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel. Menurut PBB, semua warga Palestina di Gaza menghadapi ketidakamanan pangan.

Ratusan ribu orang tinggal tanpa tempat berlindung, dan truk-truk pengangkut bantuan yang memasuki wilayah tersebut kini kurang dari setengah jumlah sebelum serangan Israel dimulai.

Israel sendiri dihadapkan pada tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU