AS dan Negara-negara Arab Sedang Merancang Rencana Pembentukan Negara Palestina
Kompas dunia | 17 Februari 2024, 11:35 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV - Amerika Serikat bersama beberapa negara Arab dilaporkan tengah aktif merancang rencana terperinci untuk membentuk negara Palestina, demikian dilaporkan oleh media AS hari Kamis, (15/2/2024).
Menurut sumber di antara pejabat AS dan Arab yang dikutip dalam laporan oleh The Washington Post yang dikutip Anadolu hari Jumat, (16/2/2024), terdapat rasa mendesak untuk menyelesaikan rencana tersebut, yang bertujuan menciptakan perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.
Upaya sedang dilakukan untuk menetapkan jadwal waktu tertentu pembentukan negara Palestina, dengan indikasi menunjukkan pengumuman rencana tersebut dapat dilakukan dalam beberapa minggu mendatang, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Laporan itu menyebutkan pembicaraan gencatan senjata dan pembebasan tawanan antara Israel dan Hamas juga terkait dengan rencana yang lebih luas ini.
Negara-negara tersebut merancang periode gencatan senjata awal selama enam minggu untuk memfasilitasi pengumuman rencana ini, mendapatkan dukungan, dan memulai langkah-langkah awal.
Menurut laporan tersebut, pejabat AS dalam perencanaan tersebut mengisyaratkan kemungkinan mengakui negara Palestina, dengan menekankan pengakuan tersebut dapat menjadi sinyal pendekatan baru terhadap upaya perdamaian di Palestina dan Timur Tengah.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Tanpa Keraguan, Genosida Sudah Terjadi di Gaza atas Warga Palestina
Jumlah kematian warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza per hari Jumat, (16/2/2024) tercatata mencapai 28.775 warga sipil, dengan 68.552 lainnya cedera sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Ditambahkan bahwa dalam 24 jam terakhir hingga hari Jumat, pasukan Israel melakukan 10 pembantaian di seluruh wilayah tersebut, menyebabkan 112 orang tewas dan 157 lainnya terluka.
"Banyak orang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalan, dan penyelamat tidak dapat mencapai mereka," kata kementerian tersebut.
Israel telah menghantam Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober, yang diyakini telah menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Konflik ini mendorong 85% penduduk wilayah tersebut mengalami pengungsian internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara sebagian besar infrastruktur enklave tersebut rusak atau hancur.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang dalam keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.
Tel Aviv kini berencana untuk melakukan serangan darat di kota selatan Rafah, tempat 1,4 juta orang mencari perlindungan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu