> >

Presiden Rwanda soal Gaza, Ingatkan Dunia Belajar dari Genosida Negaranya: Ini Tanggungjawab Kita

Kompas dunia | 13 Februari 2024, 08:31 WIB
Presiden Rwanda, Paul Kagame, hari Senin, (12/2 2024) menyatakan respon dunia terhadap pembunuhan besar-besaran warga sipil oleh Israel dalam konflik Israel-Hamas di Gaza adalah bukti bahwa dunia belum belajar dari genosida sebelumnya, seperti yang terjadi di Rwanda. (Sumber: Arab News)

LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rwanda, Paul Kagame, hari Senin, (12/2 2024) menyatakan respon dunia terhadap pembunuhan besar-besaran warga sipil oleh Israel dalam konflik Israel-Hamas di Gaza adalah bukti bahwa dunia belum belajar dari genosida sebelumnya, seperti yang terjadi di Rwanda. Pernyataan ini disampaikan Paul Kagame hari Senin, (12/2 2024), di World Governments Summit di Dubai, sebagaimana dilaporkan oleh Arab News.

Kagame mengatakan, "Kita selalu berbicara tentang 'pelajaran yang dipetik,' tetapi saya tidak melihat banyak orang di dunia yang belajar dari pengalaman itu."

Presiden Rwanda itu menarik perbandingan antara genosida Rwanda dengan dugaan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

"Di Rwanda, tidak banyak upaya untuk menghentikan dan mencegah apa yang terjadi, tetapi setidaknya kita diberi kesempatan untuk belajar darinya. Kami belajar sendiri, dunia perlu belajar, tetapi ketika Anda melihat apa yang terjadi di dunia, Anda bertanya-tanya apakah pelajaran itu telah dipetik." tegas Kagame.

Kagame juga menekankan tidak hanya di Gaza, ketidakaktifan serupa dari pihak berwenang untuk menghentikan kekejaman atau memberikan solusi cepat juga berdampak di tempat lain, "Kekuatan dan pengaruh beberapa negara besar tidak dimanfaatkan dengan baik, dan itulah mengapa kita melihat konflik, ketidakstabilan, dan kehilangan nyawa sejauh ini," katanya.

Negara-negara, bangsa-bangsa, dan lembaga-lembaga internasional menurut Kagame seharusnya ada di sana untuk memastikan bahwa ada kapasitas yang benar-benar dapat mencegah kejadian-kejadian yang merugikan kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Sejarah Genosida Jadi Kejahatan Internasional, dan Alasan Afrika Selatan Menuduh Israel Melakukannya

Ledakan bom Israel di Gaza, dini hari Kamis, (16/11/2023). Presiden Rwanda, Paul Kagame, hari Senin, (12/2 2024) menyatakan respon dunia terhadap pembunuhan besar-besaran warga sipil oleh Israel dalam konflik Israel-Hamas di Gaza adalah bukti bahwa dunia belum belajar dari genosida sebelumnya, seperti yang terjadi di Rwanda. (Sumber: Anadolu)

"Sayangnya, hal ini belum terjadi, sehingga menjadi tanda tanya besar bagi mereka yang memiliki kekuasaan dan sumber daya yang cukup untuk mencegah hal tersebut." kata Kagame.

Dalam pidatonya, Kagame juga mengatakan bahwa penting bagi Afrika untuk menentukan masa depannya sendiri, memiliki kekuatan untuk menentukan nasibnya sendiri, dan dapat menolak pengaruh dari luar. Namun, kurangnya kepemimpinan dan tata kelola di seluruh benua adalah salah satu alasan utama terjadinya kudeta di Afrika, katanya. "Kita perlu melihat akar penyebabnya."

Kagame lantas memperingatkan soal pengaruh eksternal di Afrika dari AS, China, Eropa, dan Rusia.

Ia mengatakan, "Ini adalah tanggung jawab yang kita bawa; ini adalah sesuatu yang mendesak, untuk memastikan kita tidak di sana untuk mengambil sikap karena sudah diputuskan oleh orang lain. Afrika harus memiliki kekuatan untuk memastikan kita melakukan apa yang telah ditentukan oleh diri kita sendiri sebagai hal yang penting bagi kita dan rakyat kita."

 

Kagame, yang telah menjadi presiden Rwanda sejak tahun 2000 dan dilaporkan mencari pemilihan kembali untuk periode keempat dalam pemilu Juli, menambahkan, "Pemilihan adalah untuk rakyat memutuskan siapa yang paling berkualifikasi, suara rakyat dan sejarah memiliki arti."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Arab News


TERBARU