Donald Trump Diserang NATO Atas Pernyataannya yang Akan Biarkan Rusia Menyerang
Kompas dunia | 12 Februari 2024, 16:44 WIBBRUSSELS, KOMPAS.TV - Eks Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diserang NATO atas pernyataannya yang akan membiarkan Rusia menyerang anggota aliansi itu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan serangan terhadap aliansi pertahanan Barat itu akan respons yang keras dan persatuan.
Sebelumnya dalam kampanyenya, Trump menegaskan akan membiarkan Rusia menyerang negara NATO yang tak membayar kewajiban finansial pertahanan mereka jika ia terpilih lagi sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Donald Trump Akan Biarkan Putin Serang Negara NATO jika Kembali Terpilih Jadi Presiden AS, Kenapa?
Stoltenberg pun langsung merespons pernyataan predesor Joe Biden itu.
“Setiap saran bahwa sekutu tidak akan membela satu sama lain akan melemahkan seluruh keamanan kita, termasuk AS dan meningkatkan risiko bagi tentara Amerika dan Eropa,” katanya dikutip dari The Guardian, Minggu (12/2/2024).
“Saya berharap, siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden Presiden AS, akan tetap menjadi sekutu NATO yang kuat dan berkomitmen,” kata Stoltenberg.
Ia juga mengatakan bahwa NATO selalu siap dan akan mampu membela semua anggota.
Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz turut berkomentar.
“Motto NATO adalah satu untuk semua, semua untuk satu, merupakan sebuah komitmen yang konkret,” tulisnya di media sosial X.
“Merusak kredibilitas negara-negara sekutu berarti melemahkan seluruh NATO. Tidak ada kampanye pemilu yang bisa menjadi alasan untuk mempermainkan keamanan aliansi,” ujar Kosiniak-Kamysz.
Baca Juga: Peringatan Hamas ke Israel jika Serang Rafah, Negosiasi Pertukaran Sandera Akan Hancur
Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Charles Michael menuliskan juga di media sosial X, bahwa pernyataan Trump merupakan pernyataan sembrono mengenai keamanan dan solidaritas NATO hanya menguntungkan kepentingan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Mereka tak membawa lebih banyak keamanan atau perdamaian ke dunia,” ujar Michael.
“Sebaliknya, mereka kembali menekankan perlunya Uni Eropa untuk mengembangkan otonomis strategisnya, dan berinvestasi dalam pertahanannya, dan menjaga aliansi kita tetap kuat,” ujarnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian