> >

Hamas Syaratkan Gencatan Senjata Permanen dalam Proposal Perdamaian dengan Israel

Kompas dunia | 3 Februari 2024, 05:25 WIB
Ilustrasi personel Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Pada Jumat (2/2/2024), Hamas mensyaratkan gencatan senjata permanen dalam proposal perdamaian dengan Israel. (Sumber: Anadolu)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas di Beirut menegaskan, proposal perdamaian dengan Israel harus menyertakan gencatan senjata permanen.

Seperti diketahui, komunitas dunia terus mendesak Israel untuk segera menghentikan serangannya di Jalur Gaza.

Sejumlah pejabat dari Mesir, Israel, Qatar dan Amerika Serikat (AS) terus mengupayakan proposal mediasi perdamaian dengan berbagai persyaratan seperti pembebasan sandera dan penghentian serangan. Akan tetapi sejauh ini, gencatan senjata permanen tidak termasuk dalam proposal perdamaian yang ditawarkan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan terus berperang sampai Hamas hancur, bahkan ketika para pemimpin Israel menyepakati jeda kemanusiaan panjang yang disertai dengan pembebasan tawanan di Gaza. 

Menurut Hamdan, Hamas tidak mungkin menyepakati proposal tersebut jika tidak ada gencatan senjata permanen.

Baca Juga: Pengadilan AS Desak Joe Biden Kaji Dukungan ke Israel: Amat Mungkin Lakukan Genosida di Gaza

“Tidak mungkin hal ini (tak ada gencatan senjata permanen) dapat diterima oleh kelompok perlawanan kami,” kata Hamdan kepada LBC TV Lebanon dikutip dari Al Jazeera, Jumat (2/2/2024). 

Lebih lanjut, Hamdan juga mengatakan pihaknya masih terus mengupayakan pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan tentara Israel, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup. 

Dia menyebutkan nama dua orang, termasuk Marwan Barghouti, seorang pemimpin perlawanan Palestina yang populer yang dipandang sebagai tokoh pemersatu.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 27.000 orang di Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas pada tanggal 7 Oktober oleh Hamas, yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 240 orang ditahan.

Agresi militer Israel tersebut telah menyebabkan pengungsian massal, kehancuran, dan menciptakan kondisi kelaparan di Gaza.

Jutaan warga Gaza pun dalam ancaman krisis kemanusiaan di tengah semakin sulitnya bahan makanan, fasilitas medis hingga energi di tengah blokade militer Israel. 

Baca Juga: Antisipasi Hamas di Bawah Tanah, Tentara Israel Sengaja Banjiri Terowongan di Gaza dengan Air Laut

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU