> >

Gara-gara Netanyahu, Israel Dilaporkan Terseret Krisis Regional dengan Mesir, Qatar, dan Yordania

Kompas dunia | 27 Januari 2024, 20:05 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan membuat dirinya dan pemerintahnya jatuh ke dalam krisis regional, seperti terlihat pada Sabtu (27/1/2024), dengan hubungan yang tegang dengan Mesir, Qatar, dan Yordania. (Sumber: AP Photo/Maya Alleruzzo)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, menulis di X: ''Kami terkejut dengan pernyataan yang diduga dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel dalam berbagai laporan media tentang peran mediasi Qatar.''

''Pernyataan ini, jika terbukti benar, adalah tidak bertanggung jawab dan merusak upaya untuk menyelamatkan nyawa yang tidak bersalah, meskipun tidak mengejutkan,'' tambahnya.

Rekan dekat Netanyahu mencoba menempatkan tanggung jawab atas rekaman bocor pada keluarga tawanan, klaim yang sangat dibantah oleh keluarga tersebut.

''Semua percakapan yang terjadi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri direkam oleh kantor dan rekan-rekan yang hadir dalam pertemuan tersebut,'' kata Haim Rubinstein, juru bicara keluarga, dalam sebuah pernyataan.

''Keluarga yang berpartisipasi dalam pertemuan itu diminta untuk menyerahkan ponsel mereka di pintu masuk,'' kata Rubinstein.

Juru bicara menyebut kebocoran tersebut sebagai ''masalah serius yang menunjukkan [Netanyahu] kehilangan kontrol.''

Baca Juga: Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Stop Bunuh Rakyat Palestina di Gaza, Kasus Genosida Lanjut

Raja Yordania Abdullah II. Netanyahu dilaporkan membuat dirinya dan pemerintahnya jatuh ke dalam krisis regional, seperti terlihat pada hari Sabtu (27/1/2024), dengan hubungan yang tegang dengan Mesir, Qatar, dan Yordania. Netanyahu bikin kesal Raja Abdullah II karena mengancam-ancam akan menyetop suplai air sesuai perjanjian damai 1994. (Sumber: AP Photo)

Yordania

Krisis Netanyahu juga menyeret tetangga timurnya, Yordania, karena Israel mengatakan sedang mempertimbangkan keputusan untuk tidak memperpanjang perjanjian air dengan Yordania karena kritik Amman terhadap serangan militer Israel yang mematikan terhadap Jalur Gaza, menurut media Israel pada Kamis (25/1).

''Kementerian Energi sedang meneliti keputusan untuk tidak memperpanjang perjanjian air dengan Yordania akibat pernyataan anti-Israel dari pejabat senior Yordania,'' kata media Israel KAN.

Yordania dan Israel punya perjanjian pembelian 50 juta meter kubik air oleh Yordania dari Tel Aviv dalam Perjanjian Perdamaian 1994.

Tahun 2021, kedua negara menandatangani perjanjian yang memungkinkan Amman membeli tambahan 50 juta meter kubik air dari Israel sebagai imbalan produksi listrik dari Amman ke Tel Aviv.

''Keputusan akhir belum diambil,'' kata KAN. ''Isu ini tergantung pada perkembangan hubungan dengan Yordania dan bagaimana Yordania akan menyatakan posisinya tentang perang dalam waktu dekat.''

Situs web YNET pada Kamis mencatat Netanyahu berselisih dengan dua perantara kunci, Qatar dan Mesir, dalam negosiasi pembebasan tawanan Israel.

Situs tersebut menekankan bahwa hubungan dengan Doha dan Kairo sangat penting untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk melepaskan tawanan.

Israel meluncurkan serangan terhadap Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, membunuh setidaknya 25.700 warga sipil Palestina dan melukai 63.740 warga lainnya. Hampir 1.200 warga Israel diklaim tewas dalam serangan Hamas.

Perang Israel telah membuat 85% penduduk Gaza mengungsi secara internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara lebih dari setengah infrastruktur enklaf tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu / Yedioth Ahronoth / KAN Radio Israel


TERBARU