> >

PM Israel Netanyahu Tolak Negara Palestina, Jokowi: Ini Tidak Dapat Diterima

Kompas dunia | 26 Januari 2024, 20:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk memastikan pasokan dan menstabilkan harga bahan pokok jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. (Sumber: BPMI Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menentang pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menolak berdirinya negara Palestina.

“Pernyataan ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/1/2024).

Dia juga mengecam serangan Israel terhadap kamp pengungsi Khan Younis di Gaza yang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Kepala Negara menyebut Israel telah melakukan banyak pelanggaran hukum internasional.

Baca Juga: Mahkamah Internasional Putuskan Kasus Genosida Israel atas Gaza Malam Ini, Cek Fakta Pentingnya

“Sudah terlalu panjang daftar pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel,” tegas Jokowi.

Lebih lanjut, ia juga telah menerima laporan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terkait debat terbuka di Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas isu Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Dalam debat tersebut, Menlu Retno juga secara tegas menolak keras pernyataan PM Netanyahu yang tidak mau negara Palestina berdiri.

Jokowi bilang, sebelum Menlu Rento bertolak ke New York, ia telah berpesan untuk menunjukkan sikap Indonesia terhadap Israel.

Sebagai bentuk sikap tegas terhadap Palestina, Jokowi mengatakan Indonesia menolak masuknya setiap kapal Israel ke wilayah Indonesia.

"Sekali lagi saya menegaskan kembali pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak akan digunakan untuk melayani kepentingan Israel," tegasnya.

Baca Juga: Israel Bersumpah Lawan Hamas Hingga ke Perbatasan Selatan, Mesir Beri Peringatan Keras

Pada 18 Januari 2024 lalu, dalam sebuah konferensi pers, Netanyahu mengaku telah menyatakan kepada sekutunya, Amerika Serikat, bahwa dia menolak berdirinya negara Palestina sebagai bagian dari skenario pascaserangan ke Gaza.

"Dalam kesepakatan apa pun di masa depan... Israel membutuhkan kendali keamanan atas seluruh wilayah di barat Sungai Yordania," ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

"Ini berbenturan dengan gagasan kedaulatan. Apa yang bisa kau lakukan?"

"Perdana Menteri harus bisa mengatakan tidak kepada teman-teman kita."

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel ke Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 26.000 orang per 26 Januari 2024 pukul 18.00 WIB. Dari angka tersebut, sebanyak 17.000 lebih adalah anak-anak dan wanita.

Sedangkan serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober, menurut Israel, menewaskan 1.139 orang.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Al Jazeera


TERBARU