> >

Bakar Studio Anime di Kyoto hingga 36 Orang Tewas, Pelaku Dijatuhi Hukuman Mati

Kompas dunia | 26 Januari 2024, 11:58 WIB
Polisi berkumpul di luar Pengadilan Distrik Kyoto di Kyoto, Jepang, Kamis, 25 Januari 2024, menjelang sidang hukuman bagi Shinji Aoba, yang mengaku melakukan serangan pembakaran mematikan pada Juli 2019 di studio Kyoto Animation Co. (Sumber: Berita Miki Matsuzaki/Kyodo melalui AP)

Pengacara pembelanya berpendapat bahwa dia tidak sehat secara mental untuk dimintai pertanggungjawaban pidana.

Saat penyerangan terjadi, sekitar 70 orang sedang bekerja di dalam studio di Kyoto selatan. Salah satu korban selamat mengatakan dia melihat awan hitam naik dari bawah, lalu udara panas datang dan dia melompat dari jendela gedung berlantai tiga sambil terengah-engah.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1981 dan lebih dikenal sebagai KyoAni ini membuat serial anime mega-hit tentang gadis-gadis sekolah menengah, dan studio tersebut melatih para calon untuk membuat kerajinan tersebut.
Media Jepang menggambarkan Aoba sebagai pembuat onar yang berulang kali berganti pekerjaan kontrak dan apartemen serta bertengkar dengan tetangga.

Peristiwa tersebut merupakan kebakaran yang paling mematikan di Jepang sejak tahun 2001. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan serangan Kyoto Animation adalah “kasus yang sangat tragis” dan pemerintah telah meningkatkan pembatasan penjualan bensin, termasuk pemeriksaan identifikasi wajib bagi pembeli. Namun Hayashi menolak mengomentari putusan hukuman mati tersebut.

Baca Juga: Kebakaran 3 Bangunan di Tanjung Priok, 10 Unit Mobil Damkar Diterjunkan

Jepang tetap mempertahankan hukuman mati meski mendapat kecaman internasional. Pejabat Kementerian Kehakiman mengatakan tindakan ini merupakan respons yang dibenarkan terhadap kejahatan keji dan kekerasan yang terus berlanjut. Sebuah survei yang dilakukan pemerintah Jepang menunjukkan mayoritas masyarakat mendukung eksekusi.

Eksekusi dilakukan dengan sangat rahasia di Jepang, di mana para tahanan tidak diberitahu tentang nasib mereka sampai pagi hari mereka digantung. Sejak tahun 2007, Jepang telah mulai mengungkapkan nama-nama orang yang dieksekusi dan beberapa rincian kejahatan mereka, namun pengungkapannya masih terbatas.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU