Mesir Desak KTT Gerakan Non-Blok Mengutuk Tindakan Israel di Gaza
Kompas dunia | 21 Januari 2024, 08:27 WIBISTANBUL, KOMPAS TV - Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry mendesak KTT Gerakan Non-Blok ke-19 di ibukota Uganda, Kampala mengutuk praktik Israel di Jalur Gaza.
Shoukry menyampaikan pernyataan atas nama Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi pada Jumat (19/1/2024).
Dia menegaskan, kawasan Timur Tengah sedang menyaksikan krisis yang meluas akibat agresi brutal terus-menerus Israel di Jalur Gaza.
Laporan tersebut sebagaimana diungkapkan Anadolu pada Sabtu (20/1/2024).
Shoukry mendesak Gerakan Non Blok tetap memegang posisi historisnya dalam mengutuk praktik ilegal Israel dan menolak upaya Israel mengusir rakyat Palestina serta menghapuskan perjuangan mereka.
KTT Gerakan Non-Blok ke-19 di Kampala dimulai hari Jumat dan dijadwalkan berlangsung hingga 24 Januari mendatang.
Gerakan Non-Blok dibentuk pada tahun 1961 di bawah kepemimpinan Yugoslavia ketika dunia mulai terpolarisasi antara Timur dan Barat. Saat ini memiliki 120 negara anggota.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, ia tidak akan berkompromi terkait kendali penuh Israel atas Gaza.
Hal ini bertentangan dengan negara Palestina, seraya menolak desakan Presiden AS Joe Biden bahwa solusi kreatif bisa menyelesaikan perbedaan pandangan antara pemimpin terkait kemerdekaan Palestina.
Pada sisi lain, ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menyerukan pemilihan umum baru.
Yang lainnya mendemonstrasikan di luar rumah perdana menteri, bergabung dengan keluarga lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan militan lainnya.
Mereka khawatir kegiatan militer Israel semakin membahayakan nyawa para sandera.
Baca Juga: AS Garap Kesepakatan Besar, Gencatan Senjata di Gaza Ditukar Normalisasi Israel dan Dunia Arab
Netanyahu juga dihadapkan pada desakan untuk memuaskan anggota koalisinya yang beraliran kanan dengan memperkuat perang melawan Hamas, yang memerintah Gaza, sambil berhadapan dengan panggilan untuk penahanan dari Amerika Serikat, sekutu terdekatnya.
Netanyahu memposting pernyataannya di media sosial sehari setelah percakapannya yang pertama dengan Biden dalam hampir sebulan.
Membahas posisi administrasinya pada Jumat, Biden mengatakan ada beberapa jenis solusi dua negara dan ketika ditanya apakah solusi dua negara tidak mungkin dengan Netanyahu di jabatan, Biden menjawab, "Tidak, itu tidak mungkin".
Setelah pernyataan Netanyahu, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan agar Amerika Serikat lebih jauh.
"Saatnya bagi Amerika Serikat untuk mengakui negara Palestina, bukan hanya berbicara tentang solusi dua negara," kata Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.
Setidaknya 24.762 warga Palestina telah dibunuh Israel sejak saat itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.108 terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel telah membuat 85% penduduk Gaza mengungsi secara internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60% infrastruktur enklave itu rusak atau hancur, menurut PBB.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya
Sumber : Anadolu