> >

Tolak Doakan Kemenangan Rusia atas Ukraina, Pendeta Kristen Ortodoks Rusia Terancam Diusir

Kompas dunia | 14 Januari 2024, 15:44 WIB
Ilustrasi. Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriar Kirill saat memimpin upacara keagamaan di sebuah katedral di Kremlin, Moskow, Rusia, 28 Juli 2022. (Sumber: Sergei Vlasov/Biro Pers Gereja Ortodoks Rusia via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang pendeta Kristen Ortodoks Rusia terancam diusir setelah tolak doakan kemenangan Rusia atas Ukraina.

Pendeta Kristen Ortodoks Aleksiy Uminsky terancam diusir oleh Gereja Ortodoks Rusia karena menolak membaca doa yang meminta Tuhan membimbing Rusia untuk menang atas Ukraina.

Pihak gereja mengungungkapkan pada putusan yang dipublikasikan Sabtu (13/1/2024), pendeta Aleksiy Uminsky harus dikeluarkan dari ordo suci, karena telah melanggar sumpah imamnya.

Baca Juga: 4.000 Tentara Israel Cacat Fisik setelah 100 Hari Perang di Gaza, Militer Zionis Menutupinya

Dikutip dari The Guardian, keputusan tersebut sudah disetujui oleh Patriarkal Kiril, kepala gereja Rusia yang sangat mendukung Presiden Vladimir Putin.

Kasus ini menunjukkan bagaimana Gereja Ortodoks Rusia menekan perbedaan pendapat di dalam negeri seiring dengan dukungan terhadap putin dan operasi militer khusus-nya di Ukraina.

Pengadilan gereja mengatakan Uminsky sudah melanggar sumpahnya dengan menolak membaca “Doa untuk Rusia Suci”, yang diwajibkan oleh Kirill dalam kebaktian gereja.

Sejumlah pendeta Gereja Ortodoks Rusia telah dihukum karena menentang panduan gereja terkait perang.

Contohnya, dengan membaca doa untuk perdamaian, ketimbang kemenangan.

Uminsky sendiri menjadi sosok paling terkenal, yang menjadi korban kebijakan tersebut sejauh ini.

Ia telah menjalani masa 30 tahun sebagai pendeta senior di gereja Ortodoks Rusia sebelum dipecat bulan ini, tepat sebelum Natal Kristen Ortodoks.

Uminsky dikenal karena pekerjaannya dalam perawatan bagi anak-anak dan orang dewasa yang sekarat.

Ia juga merupakan pemimpin pemakaman mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 2022.

Dalam sebuah wawancara November lalu, Uminsky mengatakan bahwa bahasa perang dan operasi militer khusus, sama sekali tak sesuai dengan liturgi gereja.

Baca Juga: Jokowi Ungkap IKN Bakal Jadi Magnet Ekonomi Baru, Tawarkan Peluang Investasi ke Pengusaha Brunei

Ia mendorong umatnya untuk mencari pendeta yang lebih banyak berdoa untuk perdamaian, dari pada kemenangan dan memahami bahwa kemenangan apa pun selalu setara dengan penghancuran diri.

Uminsky sendiri tak berkomentar mengenai pemecatannya di depan public.

Pengadilan gereja mengatakan keputusan untuk mengusirnya diambil setelah dirinya tak hadir usai gagal datang setelah tiga kali dipanggil.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : The Guardian


TERBARU