> >

Rusia dan Ukraina Saling Tembak Rudal dan Drone Jarak Jauh, Lalu Klaim Tembak Jatuh Serangan Lawan

Kompas dunia | 5 Januari 2024, 11:21 WIB
Dampak serangan rudal Rusia di Kiev, Selasa, (2/1/2024). Kementerian Pertahanan Rusia hari Kamis (4/1/2024) menyatakan sistem pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh 10 rudal udara Ukraina di atas Krimea dan 10 rudal di atas kota Belgorod Rusia. Sementara itu, pertempuran di garis depan tetap berlangsung sengit namun terkendala karena musim dingin. (Sumber: AP Photo)

Serangan terhadap Kiev dan wilayah sekitarnya selama periode itu menewaskan 34 orang dan melukai puluhan lainnya, kata pejabat kota. Enam orang dilaporkan tewas dalam serangan udara Rusia di Kharkiv pada 2 Januari.

Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan intelijen yang baru-baru ini tidak lagi berstatus rahasia menemukan bahwa Korea Utara menyediakan Rusia dengan peluncur misil balistik dan beberapa misil balistik.

Pasukan Rusia melepaskan setidaknya satu dari misil-misil tersebut ke Ukraina pada 30 Desember, dan itu mendarat di lapangan terbuka di wilayah Zaporizhzhia, katanya. Rusia juga meluncurkan beberapa misil balistik Korea Utara pada Selasa sebagai bagian dari serangan semalam, tambahnya.

Kirby mengatakan kesepakatan Rusia-Iran belum selesai, tetapi ia mengatakan AS "khawatir bahwa negosiasi Rusia untuk memperoleh misil balistik jarak dekat dari Iran sedang berlangsung dengan aktif."

Baca Juga: Rusia Hujani Ukraina dengan Rudal Canggih, Kiev Klaim Seluruh 10 Rudal Hipersonik Kinzhal Ditembak

Petugas Ukraina menggendong korban selamat serangan rudal Rusia di Kiev, Selasa, (2/1/2024). Kementerian Pertahanan Rusia hari Kamis (4/1/2024) menyatakan sistem pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh 10 rudal udara Ukraina di atas Krimea dan 10 rudal di atas kota Belgorod Rusia. (Sumber: AP Photo)

Dengan Rusia meningkatkan serangan misil dan drone selama musim dingin, Ukraina meminta-minta kepada sekutu Baratnya untuk terus memasok senjata pertahanan udara.

Duta besar NATO dan Ukraina dijadwalkan akan mengadakan pertemuan atas permintaan Kiev di Brussels pada 10 Januari dan diperkirakan akan membahas kebutuhan negara itu, kata seorang pejabat aliansi.

"Negara-negara anggota NATO telah memberikan berbagai sistem pertahanan udara ke Ukraina dan mereka berkomitmen untuk terus memperkuat pertahanan Ukraina," kata juru bicara NATO, Dylan White.

Pengumuman ini datang sehari setelah NATO mengatakan mereka akan membantu membeli hingga 1.000 misil Patriot agar negara-negara anggotanya dapat lebih baik melindungi wilayah mereka. Langkah ini dapat memungkinkan sekutu untuk melepaskan lebih banyak dari sistem pertahanan udara mereka sendiri untuk Ukraina.

Juga pada hari Kamis, Badan Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, mengklaim Rusia berencana melakukan serangan siber lebih lanjut pada Kyivstar, penyedia telekomunikasi terbesar di negara ini, setelah serangan bulan lalu yang membuat mati telepon dan layanan internet pelanggannya.

"Musuh berencana memberikan beberapa serangan berturut-turut (pada Kyivstar) untuk menjaga orang tetap terputus sebanyak mungkin," kata Illia Vitiuk, kepala departemen keamanan Siber di SBU, dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Vitiuk menuduh serangan tersebut merupakan karya Sandworm, sebuah unit reguler dari intelijen militer Rusia yang telah menargetkan operator telekomunikasi dan penyedia layanan internet Ukraina, kata pernyataan itu.

Serangan tersebut sebagian besar mempengaruhi warga sipil tetapi tidak memiliki "efek serius" pada komunikasi militer karena tentara menggunakan berbagai algoritma dan protokol komunikasi, demikian pernyataan tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU