Dua Perusahaan Swasta AS Coba Mendarat di Bulan, Lima Dekade usai Program Apollo Berakhir
Kompas dunia | 5 Januari 2024, 09:53 WIBCAPE CANAVERAL, KOMPAS.TV - Dua perusahaan swasta berupaya untuk mengajak Amerika Serikat (AS) kembali ikut serta dalam pendaratan di Bulan. Percobaan pendaratan di Bulan kembali dilakukan lebih dari lima dekade setelah program Apollo berakhir.
Ini adalah bagian dari upaya yang didukung Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) untuk memulai pengiriman komersial ke Bulan. Saat ini, NASA tengah berfokus untuk membawa kembali astronot ke bulan.
“Mereka adalah pengintai yang pergi ke Bulan yang berada di hadapan kita,” kata Administrator NASA Bill Nelson, seperti dikutip dari The Associated Press.
Teknologi Astrobotik Pittsburgh menjadi yang pertama berangkat ke Bulan dengan rencana peluncuran pendaratan pada Senin mendatang. Mereka menggunakan roket baru, yaitu Vulcan dari United Launch Alliance.
Setelah itu, mesin Intuitif Houston berencana akan meluncurkan pendaratan pada pertengahan Februari. Mereka akan melakukan penerbangan dengan SpaceX.
Baca Juga: Kisah Nenek 78 Tahun Digugat Menantu karena Diduga Gelapkan Cincin Kawin, Dipenjara 3 Bulan 21 Hari
Selain misi dua perusahaan AS tersebut, Jepang juga akan mencoba mendarat di Bulan. Jika berhasil, Jepang akan menjadi negara kelima yang melakukan pendaratan di Bulan.
Rusia dan AS melakukannya berulang kali pada era 1960an dan 70an. Sedangkan China telah mendarat tiga kali dalam satu dekade terakhir – termasuk di sisi terjauh Bulan – dan akan kembali ke sisi terjauh Bulan pada akhir tahun ini untuk membawa kembali sampel Bulan.
Kemudian pada musim panas lalu, India juga berhasil melakukannya. Namun, hanya AS yang pernah mengirim astronot ke Bulan.
Mendarat tanpa merusak Bulan bukanlah hal yang mudah. Hampir tidak ada atmosfer yang memperlambat pesawat ruang angkasa, dan parasut jelas tidak akan berfungsi.
Artinya, pendarat harus turun menggunakan pendorong, sambil melewati tebing dan kawah berbahaya.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press