Profil Pangeran Frederik Calon Raja Denmark, Monarki Modern dan Peduli Lingkungan
Kompas dunia | 3 Januari 2024, 17:28 WIBKOPENHAGEN, KOMPAS.TV – Seperti kebanyakan warga Inggris, banyak warga Denmark hanya mengenal satu ratu sepanjang hidup mereka – seorang ratu yang sangat populer dan dikenal karena rasa tanggung jawab, kesopanan, dan komitmennya terhadap tugas-tugasnya.
Pada 31 Desember, Ratu Denmark Margrethe, mengumumkan niatnya untuk turun tahta pada bulan Januari. Hal tersebut membuka jalan bagi putranya, Pangeran Frederik, 55 tahun, untuk naik takhta menjadi Raja Denmark.
Seperti Raja Charles III dari Inggris, yang menjadi raja setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II, Pangeran Frederik adalah bagian dari generasi baru bangsawan yang mengadopsi pandangan kontemporer, terutama dalam perjuangan melawan perubahan iklim, seperti disebut dalam laporan New York Times, Rabu, (3/1/2024).
Meskipun Ratu Margrethe pernah membuat ilmuwan marah karena tidak yakin perubahan iklim disebabkan langsung oleh manusia, putranya dikenal karena keterlibatannya dalam isu lingkungan.
Pangeran Frederik menceritakan bagaimana perjalanan ke Arktik secara permanen mengubah perspektifnya tentang krisis iklim, meyakinkannya itu adalah tugas pribadinya untuk bersuara.
Ia menghadiri pertemuan puncak iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memberikan banyak pidato dan wawancara mengenai masalah lingkungan, menekankan urgensi untuk bertindak dan mendorong investor untuk menggunakan modal mereka secara efektif dalam mengatasi pemanasan global.
Profesor Komunikasi Pernille Almlund di Universitas Roskilde di Denmark mengatakan seperti kebanyakan bisnis, keluarga kerajaan modern tidak bisa menghindar dari keterlibatan dalam isu lingkungan. "Mereka juga memiliki merek," katanya.
Baca Juga: Ratu Denmark Margrethe II Umumkan Turun Tahta Pertengahan Januari 2024, Pangeran Frederik Jadi Raja
Tetapi komitmen Pangeran Frederik terhadap lingkungan juga menimbulkan keraguan di kalangan mereka yang mengatakan keluarga kerajaan meminta pengurangan emisi sambil tinggal di istana dan bepergian dengan pesawat pribadi bisa berdampak negatif.
"Putra mahkota harus menemukan keseimbangan," kata Nyonya Marie Ronde, seorang reporter Denmark yang meliput berita kerajaan, dalam sebuah artikel di situs web TV2. "Ada ketidaksesuaian antara ramah lingkungan dan kemegahan."
Pengangkatan Raja Charles baru-baru ini terjadi ketika jajak pendapat menunjukkan warga Inggris, terutama yang muda, merasa semakin lelah dengan ritual dan perhiasan kuno monarki.
Namun, pengamat kerajaan di Denmark mengatakan Pangeran Frederik menunjukkan kecenderungan untuk memodernisasi monarki, setidaknya dalam gaya berbicaranya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : New York Times