Japan Airlines Ternyata Dapat Izin Mendarat Sebelum Tabrakan di Landasan dan Terbakar Habis
Kompas dunia | 3 Januari 2024, 12:46 WIBAirbus menyatakan akan memberikan bantuan teknis kepada otoritas Prancis dan Jepang yang menyelidiki kecelakaan tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang sudah sibuk menangani gempa bumi besar di awal tahun baru, memerintahkan bantuan kepada korban.
Lepas landas dari Bandara New Chitose
Menurut FlightRadar24, JL 516 lepas landas dari Bandara New Chitose dekat Sapporo pukul 16.27 waktu setempat. Pesawat A350 yang berusia dua tahun itu mendarat pukul 17.47 dan langsung mengalami situasi darurat.
Video yang diunggah penumpang ke media sosial menunjukkan penggunaan slide darurat di pintu keluar di kedua sisi pesawat. Pesawat terlihat miring ke depan dengan roda pendaratan depan yang roboh, api menjilati jendelanya, dan asap membubung di sepanjang badannya. Layanan pemadam kebakaran kemudiang langsung berusaha menanggulangi kobaran api.
Baca Juga: Tabrakan Pesawat di Bandara Tokyo, Pesawat Japan Airlines Terbakar
Video selanjutnya menunjukkan seluruh pesawat dilalap oleh api, merusak pesawat hingga tak bisa diperbaiki. NHK melaporkan setidaknya 17 orang di penerbangan JAL mengalami luka.
Dalam uji sertifikasi, pesawat modern harus dapat dievakuasi sepenuhnya dalam waktu tidak lebih dari 90 detik, hanya dengan menggunakan setengah dari jumlah slide darurat yang tersedia. Meskipun simulasi dilakukan dalam kondisi kacau, Airbus A380 yang besar berhasil dievakuasi dalam jendela waktu itu, bahkan dengan beberapa detik tersisa.
Pejabat menyatakan kapten pesawat penjaga pantai yang lebih kecil berhasil lolos dari maut dan masih sadar. NHK melaporkan bahwa pria berusia 39 tahun itu mengalami luka serius.
A350 pertama kali hancur dalam kecelakaan pesawat
Kecelakaan ini membuat pesawat A350 menjadi yang pertama kali hancur dalam kecelakaan. Japan Airlines mengoperasikan armada 16 A350-900, dengan kapasitas 369 atau 391 penumpang dalam konfigurasi domestik berkepadatan tinggi. Maskapai ini telah menggunakan jenis pesawat ini sejak 2019.
Tabrakan di darat antara pesawat jarang terjadi, dan kerusakan biasanya kecil karena tabrakan cenderung terjadi selama pergerakan pesawat yang lebih lambat. Namun, bencana penerbangan terburuk terjadi pada tahun 1977, ketika dua pesawat jumbo Boeing 747 bertabrakan di landasan di Bandara Los Rodeos di pulau Spanyol, Tenerife, menewaskan 583 orang.
Bandara Haneda tidak pernah mengalami kecelakaan fatal pesawat sejak Februari 1982, ketika pesawat McDonnell Douglas yang dioperasikan oleh JAL jatuh di dekat lapangan terbang ke Tokyo Bay, menewaskan 24 dari 174 orang di dalamnya, menurut Aviation Safety Network.
Landasan yang tidak terpengaruh di Haneda dibuka kembali pada malam 2 Januari, sementara beberapa penerbangan masuk dialihkan ke bandara lain.
"Kami bertujuan untuk segera menghidupkan kembali operasi penerbangan di Haneda," kata Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Tetsuo Saito.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Bloomberg