Kim Jong-Un Ogah Korea Utara dan Korea Selatan Bersatu Lagi: Sudah Jadi Dua Negara yang Bermusuhan
Kompas dunia | 1 Januari 2024, 09:17 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengungkapkan sudah tak berminat dengan penyatuan kembali atau reunifikasi Korea Utara dan Korea Selatan.
Kim Jong-un mengatakan Korea Utara dan Korea Selatan sudah menjadi dua negara bermusuhan dan saling berperang.
Pernyataan itu muncul setelah ia menyatakan negaranya akan meluncurkan tiga satelit mata-mata baru ke orbit pada 2024.
Baca Juga: Ratu Denmark Margrethe II Umumkan Turun Tahta Pertengahan Januari 2024, Pangeran Frederik Jadi Raja
“Ini waktunya bagi kami untuk mengakui kenyataan dan memperjelas hubungan dengan Korea Selatan,” katanya seperti dilaporkan KCNA, seperti dilansir CNN, Sabtu (30/12/2023).
Ia menambahkan, jika Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan berusaha melakukan konfrontasi dengan Pyongyang, pihaknya tak akan ragu mengambil tindakan serius.
“Saya percaya ini adalah kesalahan yang tak boleh kita lakukan lagi saat menghadapi orang-orang yang menyatakan kita sebagai 'musuh utama', dan hanya mencari peluang untuk 'runtuhnya rezim (kami)', dengan 'penyatuan melalui penyerapan' dengan berkolaborasi demi rekonsiliasi dan unifikasi,” ujarnya.
Korea Utara dan Korea Selatan telah putus hubungan sejak gencatan senjata Perang Korea pada 1953.
Kedua Korea secara teknis masih berperang, namun kedua pemerintah telah lama berupaya mencapai tujuan untuk bersatu kembali suatu hari nanti.
Hubungan mereka mengalami pasang surut selama beberapa dekade.
Namun, ketegangan mereka masih tetap tinggi dalam beberapa tahun terakhir setelah Kim Jong-un meningkatkan program senjata nuklir negaranya, meski bertentangan dengan sanksi internasional.
Baca Juga: Menteri Zionis Ekstrem Israel Mengulang Seruan Agar Warga Palestina Pergi Tinggalkan Gaza
Pekan lalu, KCNA melaporkan, Kim Jong-un telah menginstruksikan angkatan bersenjata, industri amunisi, senjata nuklir, dan sektor pertahanan sipil Korea Utara untuk mempercepat persiapan perang.
Hal itu sebagai respons terhadap langkah konfrontasi yang dilakukan AS.
KCNA menggambarkan situasi politik dan militer di Semenanjung Korea sebagai situasi yang serius, dan mengatakan Washington membuat situasi mencapai titik ekstrem.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : CNN