Media Dunia Kabarkan Gibran Sukses Tepis Citra Hasil Nepotisme, Dominan dan Menang di Debat Cawapres
Kompas dunia | 24 Desember 2023, 07:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Debat kandidat wakil presiden Indonesia menjadi sorotan media internasional, terutama lantaran salah satu calon wakil presidennya adalah putra Presiden Indonesia, yang sebelumnya digambarkan sebagai tidak berpengalaman dan dianggap punya hak istimewa serta mampu bersaing berkat nepotisme.
Ketika calon wakil presiden berdiri di panggung untuk debat presiden kedua Indonesia pada Jumat (23/12/2023), semua mata tertuju pada Gibran Rakabuming Raka. Ia mungkin jadi calon wakil presiden paling kontroversial dalam sejarah Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh Al-Jazeera, Sabtu (23/12/2023).
Meski menghadapi tuduhan tidak berpengalaman dan nepotisme, Gibran, putra sulung berusia 36 tahun dari Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo, mendominasi panggung meski bersaing dengan kandidat yang jauh lebih berpengalaman.
Umumnya, para pengamat berpendapat penampilan Gibran jauh melampaui ekspektasi.
"Pandangan saya secara keseluruhan adalah siapa pun yang meragukan bahwa Gibran adalah seorang yang tidak tahu apa-apa, telah terbukti sepenuhnya salah," kata Alexander Arifianto, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Singapura (RSIS), kepada Al Jazeera.
"Ia siap menghadapi debat dan menunjukkan pemahaman yang sangat baik tentang masalah ekonomi. Lebih baik daripada dua lawannya."
Sejak mengumumkan pencalonannya bulan Oktober, Gibran dihadapkan pada badai kontroversi, termasuk tuduhan sebagai "nepo baby" dan kelanjutan dari politik dinasti yang lama menghantui politik Indonesia.
Tanpa pengalaman politik kecuali dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Surakarta di Jawa Tengah, Gibran dituduh mencoba memanfaatkan popularitas ayahnya, Joko Widodo yang juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, dan kekurangan kredibilitas rival-rivalnya, Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Baca Juga: Soal SGIE Gibran di Debat Cawapres, TPN Desak KPU Tegas: Nanti akan Saling Menjebak soal Singkatan
Pencalonan Gibran difasilitasi oleh keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi Indonesia pada Oktober lalu yang melonggarkan persyaratan usia minimum untuk calon presiden dan wakil presiden.
Meskipun mahkamah tersebut pada dasarnya mempertahankan ambang batas usia minimum 40 tahun, para hakim membuat pengecualian yang memungkinkan pejabat yang berusia setidaknya 35 tahun untuk mencalonkan diri jika mereka sebelumnya pernah terpilih menjadi pejabat publik hasil dari pemilihan umum, memungkinkan Gibran menjadi pasangan calon Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pemilihan 14 Februari tahun depan.
Keputusan ini dipandang kontroversial karena Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Anwar Usman, adalah ipar Presiden Joko Widodo.
Usman diberhentikan dari jabatannya setelah komite etika Mahkamah Konstitusi menemukannya bersalah karena tidak mundur dari proses pengambilan keputusan tersebut, meskipun keputusan tentang persyaratan usia dibiarkan tetap berlaku.
Dengan pertanyaan yang mengelilingi legitimasi pencalonan Gibran dan kesesuaiannya untuk jabatan, debutnya di panggung debat pada Jumat malam sangat dinantikan.
"Langsung saja: debat ini dimenangkan oleh Gibran. Sejauh ini, ekspektasi atas Gibran sangat rendah. Pada dasarnya, Gibran belum pernah diuji. Pada debat presiden pertama, dia terlihat seperti sebuah anomali, laksana seorang pelajar sekolah menengah yang dikelilingi oleh politisi berpengalaman dan gubernur," kata Yohanes Sulaiman, seorang dosen di Universitas Jenderal Achmad Yani di Jawa Barat, kepada Al Jazeera.
"Pada debat ini, penampilannya jauh lebih baik daripada dua orang yang saya perkirakan akan mengalahkannya, yaitu Mahfud MD dan Muhaimin. Jelas dia siap, percaya diri, dan menguasai materi, mungkin telah dilatih secara intensif oleh tim persiapannya."
Debat kedua dari lima debat televisi, dan yang pertama kali menampilkan calon wakil presiden, difokuskan pada ekonomi, termasuk isu-isu seperti pajak, perdagangan, pengelolaan anggaran negara, infrastruktur, dan perencanaan kota.
Baca Juga: TKN Sebut Gibran "Jokowi Versi Penyempurnaan" dan Patahkan Asumsi Takut Debat Cawapres
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Al Jazeera