> >

Dewan Keamanan PBB Kembali Tunda Voting Resolusi Bantuan untuk Gaza, AS Nyatakan Siap Dukung

Kompas dunia | 22 Desember 2023, 19:25 WIB
Dewan Keamanan PBB hari Kamis (21/12/2023) kembali menunda voting atau pemungutan suara resolusi bantuan yang sangat dibutuhkan oleh Gaza. Teks resolusi itu dipandang sudah dilembutkan dalam revisi yang didukung oleh Amerika Serikat, sementara negara lain mendukung teks yang lebih kuat dan keras yang akan mencakup desakan jeda kekerasan antara Israel dan Hamas yang kini sudah dihapus dalam teks resolusi tersebut. (Sumber: AP Photo)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kembali menunda voting atau pemungutan suara resolusi bantuan yang sangat dibutuhkan oleh Gaza, Kamis (21/12/2023) waktu New York, Amerika Serikat (AS). Teks resolusi itu dipandang sudah dilembutkan dalam revisi yang didukung oleh AS, sementara negara lain mendukung teks yang lebih kuat dan keras yang akan mencakup desakan jeda kekerasan antara Israel dan Hamas yang kini sudah dihapus dalam teks resolusi tersebut.

Rancangan resolusi yang direvisi, dibahas di balik pintu tertutup selama lebih dari satu jam oleh anggota dewan tidak lama setelah disebarluaskan.

Karena terdapat perubahan yang signifikan, banyak yang mengatakan mereka perlu berkonsultasi dengan pemerintah mereka masing-masing sebelum pemungutan suara, yang kini diharapkan berlangsung pada Jumat (22/12/2023) waktu New York. 

Melansir Associated Press, Jumat (22/12), Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada wartawan setelah konsultasi bahwa pemerintahnya mendukung teks yang baru, dan jika diputuskan untuk voting, AS akan mendukungnya.

Penyebaran naskah baru ini mengakhiri satu setengah minggu negosiasi tingkat tinggi yang terkadang melibatkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan rekan-rekan Arab dan Baratnya.

Sebagai tanda upaya intens AS, Presiden Joe Biden pada Rabu mengatakan para diplomat di PBB terlibat dalam negosiasi mengenai "resolusi yang mungkin kita bisa sepakati". Pemungutan suara, yang awalnya dijadwalkan hari Senin, telah ditunda setiap hari sejak saat itu.

Thomas-Greenfield membantah resolusi ini dilemahkan, dengan mengatakan, "Rancangan resolusi ini adalah resolusi yang sangat kuat yang sepenuhnya didukung oleh kelompok Arab dan mencantumkan apa yang menurut mereka diperlukan untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan di lapangan."

Namun, ketentuan kunci yang memiliki dampak dihapus, yakni panggilan untuk "penangguhan segera dari pertikaian untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tidak terhalangi, serta langkah-langkah mendesak menuju penangguhan pertikaian yang berkelanjutan."

Baca Juga: Janji Mengerikan Komandan Militer Israel, Bakal Ratakan Gaza dan Cari Pembenaran atas Pembantaian

Dewan Keamanan PBB hari Kamis (21/12/2023) kembali menunda voting atau pemungutan suara resolusi bantuan yang sangat dibutuhkan kepada Gaza. Teks resolusi itu dipandang sudah dilembutkan dalam revisi yang didukung oleh Amerika Serikat, sementara negara lain mendukung teks yang lebih kuat dan keras yang akan mencakup desakan jeda kekerasan antara Israel dan Hamas yang kini sudah dihapus dalam teks resolusi tersebut. (Sumber: AP Photo)

Sebagai gantinya, panggilan itu berbunyi, "Langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tidak terhalangi, serta menciptakan kondisi untuk penangguhan pertikaian yang berkelanjutan."

Langkah-langkah tersebut tidak didefinisikan, tetapi diplomat mengatakan, jika diadopsi, ini akan menjadi referensi pertama DK PBB terkait penangguhan pertikaian.

Pada titik sengketa kunci mengenai pengiriman bantuan, naskah baru ini menghapus permintaan sebelumnya kepada PBB "untuk secara eksklusif memantau semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang disediakan melalui jalur darat, laut, dan udara" oleh pihak luar untuk memastikan sifat kemanusiaannya.

Sebagai gantinya, meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menunjuk "koordinator kemanusiaan dan rekonstruksi senior yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi" apakah pengiriman bantuan ke Gaza yang bukan berasal dari pihak yang terlibat dalam konflik adalah barang kemanusiaan. Naskah itu meminta koordinator untuk membentuk "mekanisme" untuk mempercepat bantuan dan menuntut agar pihak yang terlibat dalam konflik, Israel dan Hamas, bekerja sama dengan koordinator.

Thomas-Greenfield mengatakan AS bernegosiasi mengenai naskah baru ini dengan Uni Emirat Arab, perwakilan Arab di dewan yang mensponsori resolusi ini, dan dengan Mesir, yang berbatasan dengan Gaza.

Hal ini mengabaikan 13 anggota dewan lainnya, beberapa di antaranya keberatan karena dikesampingkan, menurut diplomat yang berbicara dengan kondisi anonim karena konsultasi bersifat pribadi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU