> >

China Larang Ekspor Teknologi Logam Tanah Jarang, Ketegangan dengan Barat Meningkat

Kompas dunia | 22 Desember 2023, 14:21 WIB
China, pemroses logam tanah jarang atau rare earth terbesar di dunia, mengumumkan larangan ekspor teknologi penting untuk mengekstrak dan memisahkan logam-logam strategis hari Kamis, (21/12/2023), untuk memperkuat dominasi dalam sektor krusial ini dan menyoroti kepeduliannya terhadap keamanan nasional. (Sumber: Al Jazeera)

Meskipun belum jelas sejauh mana teknologi ini diekspor, seorang analis logam tanah jarang menyatakan bahwa China telah mengurangi ekspor sejak tahun 2007, "Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Prancis memiliki teknologi pemisahan, tetapi China memiliki keunggulan dalam efisiensi dan biaya," ujarnya.

Saati ini, China memisahkan 99,9 persen dari logam tanah jarang berat secara global, seperti disprosium, yang digunakan dalam motor magnet permanen untuk EV, menurut konsultan Benchmark Mineral Intelligence (BMI).

Sebagian besar kapasitas pemrosesan di Barat yang sedang diinstal lebih berfokus pada logam tanah jarang "ringan," seperti neodimium dan praseodimium (NdPr).

"Paling mungkin, dampak dari larangan ini akan dirasakan pada kesulitan yang lebih besar dalam mendapatkan kapasitas pemisahan logam tanah jarang berat di luar China," kata Daan De Jonge di BMI. "Anda bisa memisahkan semua PrNd di Eropa atau Amerika Serikat sebanyak yang Anda inginkan, tetapi jika Anda masih mengandalkan disprosium dari Cina, Anda tetap sangat rentan terhadap gejolak geopolitik."

Dengan pengumuman ini, Cina mengukuhkan perannya dalam pasar logam tanah jarang global, sementara negara-negara lain harus mencari solusi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan dari China dan mengamankan rantai pasok mereka dalam menghadapi gejolak geopolitik yang terus meningkat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Straits Times


TERBARU