Bukti Perlawanan Hamas Masih Kuat, 9 Tentara Israel Terbunuh dalam Penyergapan di Gaza
Kompas dunia | 14 Desember 2023, 09:06 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Hamas menunjukkan perlawanan terhadap tentara Israel di Gaza hingga saat ini masih kuat.
Buktinya adalah salah satu serangan penyergapan yang dilakukan di Gaza membuat 9 tentara Israel tewas, Rabu (13/12/2023) waktu setempat.
Kejadian tersebut diungkapkan oleh militer Israel.
Baca Juga: Tak Peduli Seruan Gencatan Senjata, Netanyahu Bertekad Tetap Perang: Tak Ada yang akan Hentikan Kami
Insiden itu disebut sebagai serangan paling mematikan terhadap tentara Israel sejak invasi Gaza dimulai.
Selain itu juga menunjukkan perlawanan keras dilakukan organisasi Palestina meski telah lebih dari dua bulan Gaza mendapatkan pemboman yang meluluhlantakan.
Dikutip dari France24, penyergapan tersebut terjadi di lingkungan padat setelah militer Israel berulang kali mengeklaim bahwa mereka telah merusak struktur komando Hamas di Gaza utara.
Militer Israel juga kerap mengungkapkan telah mengepung sisa pejuang Hamas, membunuh ribuan anggota perlawanan dan menahan ratusan lainnya.
Perlawanan tersebut menggarisbawahi seberapa jauh Israel dari tujuannya menghancurkan Hamas.
Bahkan setelah militer Israel melancarkan salah satu serangan gencar yang paling merusak di abad ke-21.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 18.600 warga Palestina.
Kota Gaza dan kota-kota sekitarnya telah hancur berkeping-keping karena serangan Israel.
Baca Juga: Gaza Digempur Israel, Dukungan Masyarakat Palestina untuk Hamas Naik, 88 Persen Ingin Abbas Mundur
Hampir 1.9 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, setelah Israel menyerukan warga utara Gaza untuk pergi dari permukiman mereka.
Serangan Israel sendiri merupakan balasan dari serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober.
Namun, dengan dalih menghancurkan Hamas, Israel menyerang warga dan fasilitas sipil di Gaza, bahkan rumah sakit dan penampungan pengungsi pun diluluhlantakan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : France24