Israel Buka Peluang Perpanjang Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Gempuran Tidak Akan Berhenti
Kompas dunia | 29 November 2023, 12:53 WIBBaca Juga: Kekejaman di Gaza: 160 Jasad Korban Pengeboman Israel Ditarik dari Reruntuhan Dalam 24 Jam Terakhir
Menurut Channel 13 news, Israel berminat memperpanjang pengaturan gencatan senjata saat ini untuk membawa keluar setidaknya 30 sandera tambahan.
"Kami mengharapkan punya dua hingga tiga hari lagi pembebasan sandera dan gencatan senjata kemanusiaan, setelah itu kita akan melanjutkan operasi menggempur Gaza, atau potensial mencapai kesepakatan berikutnya," kata pejabat Israel kepada Washington Post.
Pejabat tersebut juga memprediksi bahwa sebagian besar anak-anak yang disandera akan dibebaskan hari Rabu malam, sambil mengatakan Israel terbuka untuk mempertimbangkan tawaran Hamas melepaskan sandera pria dan prajurit Israel setelah semua anak-anak dan perempuan kembali.
Namun, pejabat tersebut menekankan pembebasan lebih lanjut tidak akan "mengarah pada gencatan senjata permanen."
Mengutip sumber diplomatik senior, situs berita Ynet melaporkan pada hari Selasa bahwa negosiasi perpanjangan gencatan senjata sementara di Gaza tidak termasuk pertimbangan proposal untuk memperpanjang jeda lebih dari 10 hari, tetapi menunjukkan bahwa Israel bisa terbuka terhadap ide tersebut.
"Jika ada proposal konkret, kabinet akan mempertimbangkannya, tetapi belum ada yang seperti itu. Jika kita melihat itu sebagai proposal serius, kita akan mempertimbangkannya," kata sumber tersebut.
Sumber tersebut menekankan Israel tetap berkomitmen untuk meghabisi Hamas, tujuan utama operasi militer Israel di Gaza.
"Jika kita dapat mengeluarkan sebanyak mungkin sandera dalam 10 hari, itu bagus," kata sumber tersebut. "Tidak ada yang melupakan tujuan perang dan tidak ada yang akan setuju dengan sesuatu yang konyol seperti pemusnahan senjata. Kita sudah tahu sejauh mana kekuatan internasional dapat diandalkan."
Baca Juga: Menhan Israel Yoav Gallant: Kami Akan Gempur Seluruh Gaza usai Gencatan Senjata
Melansir dari Channel 12 News, Israel diperkirakan akan segera dihadapkan dengan proposal yang mengusulkan pembebasan semua sandera warga Israel yang ditukar dengan semua tahanan keamanan Palestina.
Proposal ini mencakup mereka yang divonis bersalah atas pembunuhan serta yang ditangkap pada tanggal 7 Oktober, serta menandai akhir dari konflik bersenjata, sebuah tawaran yang diprediksi akan ditolak oleh Israel.
"Mata kita tetap pada sasaran," kata sumber Israel yang dikutip oleh jaringan tersebut. "Membawa kembali sandera dan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas adalah dua tujuan yang saling melengkapi — satu tidak menggantikan yang lain."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, rekan-rekan kabinet perangnya, dan kepala keamanan Israel semuanya menegaskan bahwa dua tujuan perang yang diumumkan, untuk menghancurkan Hamas dan mengembalikan semua sandera, akan diteruskan hingga dicapai.
"Kami bersiap untuk melanjutkan pertempuran untuk menghabisi Hamas. Ini akan memakan waktu, ini adalah tujuan yang kompleks, tetapi lebih dari dibenarkan," kata Kepala Staf IDF Herzi Halevi hari Selasa, (28/11/2023).
Menteri kabinet perang Benny Gantz, juga mengatakan, "Setelah gencatan senjata, api akan menyala kembali. Seluruh kabinet perang bersatu dalam posisi ini. Tidak ada pilihan lain."
Pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan kepada Presiden Joe Biden bahwa ia bersedia memperpanjang gencatan senjata saat ini, tetapi setelah itu berakhir, operasi darat IDF akan dilanjutkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Axios / Associated Press / Times of Israel / France24 / Ynet