Menhan Israel Yoav Gallant: Kami Akan Gempur Seluruh Gaza usai Gencatan Senjata
Kompas dunia | 28 November 2023, 20:03 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan pasukannya bersiap menggempur seluruh Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata sementara, bukan hanya di bagian utara.
Gallant menegaskan pasukan Israel akan menggempur seluruh Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, dengan kekuatan yang lebih besar.
"Dalam beberapa hari ke depan, kita akan kembali bertempur dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya," ucap Gallant dalam pertemuan dengan pasukan Israel, Senin (27/11/2023), seperti dilaporkan Times of Israel.
"Saat Anda bersiap dan istirahat, musuh juga melakukan hal yang sama," tambah Gallant, merujuk pada kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Pada Senin malam, Qatar mengumumkan, Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari. Kesepakatan ini juga melibatkan pertukaran tahanan lebih lanjut.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel menggempur habis Gaza, membunuh sedikitnya 14.854 warga sipil Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Sementara jumlah resmi kematian di Israel sebanyak 1.200, menurut otoritas setempat.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat heboh saat mengatakan dirinyalah satu-satunya yang dapat mencegah negara Palestina merdeka terbentuk.
Baca Juga: Kesaksian Tentara Israel Jalankan Protokol Hannibal Bantai Warga Sendiri saat Respons Serbuan Hamas
Pernyataan Netanyahu tersebut muncul dalam pertemuan dengan para anggota parlemen dari partai Likud, di mana ia berupaya mempertahankan dukungan mereka yang terus menurun dalam jajak pendapat pasca-perang, sebagaimana dilaporkan Times of Israel, Senin.
Pernyataan tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang berupaya menghidupkan kembali perundingan solusi dua negara untuk mempertahankan dukungan dunia Arab, meskipun Washington tetap memberikan dukungan penuh kepada Israel.
Netanyahu juga dilaporkan mengatakan kepada para legislator dari Likud bahwa pemerintah AS tidak setuju dengan serangan darat Israel ke Gaza dan penyerbuan ke Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza.
Israel mengatakan RS tersebut menjadi pusat komando Hamas, tudingan yang telah dibantah pihak Palestina dan kelompok perlawanan tersebut.
Baca Juga: Kesaksian WNI Sukarelawan RS Indonesia di Gaza, Ungkap Kengerian Serangan Tank Tentara Israel
Netanyahu dilaporkan sesumbar karena berani menentang keinginan AS.
Namun dua pejabat AS, membantah klaim Netanyahu. Mereka mengatakan AS tidak menentang serangan darat Israel ke Gaza seperti yang diklaim Netanyahu.
Washington, kata mereka, hanya meminta agar warga sipil dilindungi dan mendukung ekspansi operasi darat di selatan Gaza selama memperhitungkan keselamatan warga sipil.
"Saya sudah mengenal [Presiden AS Joe] Biden selama lebih dari 40 tahun dan tahu cara berbicara kepada publik Amerika," ungkap Netanyahu kepada anggota parlemen Likud, seperti dilaporkan oleh media Israel, Kan.
Dalam jajak pendapat Pew Research Center pada Agustus 2023, 42 persen orang Amerika menyatakan tidak percaya dengan Netanyahu.
Sementara 32 persen mengaku percaya padanya, dan 26 persen belum pernah mendengar tentang perdana menteri Israel tersebut.
Pandangan terhadap Netanyahu juga terkait dengan ideologi politik seseorang, di mana pendukung Partai Republikan lebih cenderung percaya padanya daripada pemilih Partai Demokrat (49 persen vs. 17 persen).
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Anadolu Agency/Times of Israel