> >

Palestina: Israel Jatuhkan 40.000 Ton Bom ke Gaza Sejak 7 Oktober, Tujuannya Agar Tidak Layak Huni

Kompas dunia | 26 November 2023, 22:53 WIB
Kantor media pemerintah Palestina di Gaza hari Minggu, (26/11/2203) mengungkapkan pasukan Israel menjatuhkan 40.000 ton bom di Gaza sejak 7 Oktober, dengan tujuan membuat wilayah tersebut tak layak huni. (Sumber: AP Photo)

KOTA GAZA, KOMPAS.TV - Kantor media pemerintah Palestina di Gaza hari Minggu, (26/11/2203) mengungkapkan pasukan Israel menjatuhkan 40.000 ton bom di Gaza sejak 7 Oktober, dengan tujuan membuat wilayah tersebut tak layak huni.

Salama Maarouf, kepala kantor media, mengeluarkan pernyataan melalui Telegram pada hari ketiga jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas, yang berlaku sejak Jumat pagi, (24/11/2023).

"Pasukan pendudukan Israel menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak di Gaza (sejak 7 Oktober), dan kekejaman pasukan pendudukan terungkap di luar jangkauan kamera," ujar Maarouf seperti dikutip Anadolu, Minggu, (26/11/2023).

Dia menjelaskan "bom yang digunakan pasukan pendudukan Israel belum pernah digunakan sebelumnya, dan ratusan syuhada terkubur di tempat-tempat mereka meninggal. Pengrusakan oleh pasukan pendudukan mencerminkan niat mereka untuk membuat Gaza tak layak huni," kata Maarouf.

Dalam pernyataannya, Maarouf juga membahas jeda kemanusiaan sementara, menekankan bahwa "hari-hari istirahat telah mengungkapkan besarnya pembantaian, menyebabkan kerusakan substansial pada infrastruktur dan tempat tinggal."

"Satu per tiga dari populasi Jalur Gaza belum menerima pasokan penting, dan ketiadaan semua lembaga internasional sangat terasa," ujarnya seraya mendesak komunitas internasional untuk bertindak.

"Ada kebutuhan mendesak untuk mendirikan rumah sakit lapangan yang besar," ucapnya.​​​​

Baca Juga: Israel Serang Patroli Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Tempat Pasukan Indonesia Bertugas

Tentara Israel mengepung rumah sakit Al Shifa di Gaza, Rabu, (22/11/2023). Kantor media pemerintah Palestina di Gaza hari Minggu, (26/11/2203) mengungkapkan pasukan Israel menjatuhkan 40.000 ton bom di Gaza sejak 7 Oktober, dengan tujuan membuat wilayah tersebut tak layak huni. (Sumber: AP Photo)

Genosida Israel sejak saat itu telah menewaskan setidaknya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut. Jumlah resmi kematian Israel adalah 1.200.

Sementara itu horor di bidang kesehatan makin mengkhawatirkan di Gaza walau ada gencatan senjata. Meskipun adanya jeda kemanusiaan selama empat hari, keprihatinan meningkat karena utara Jalur Gaza menghadapi darurat kesehatan yang kritis.

Hanya tiga rumah sakit yang saat ini beroperasi, melayani sekitar 900.000 orang, dan mereka berada di ambang keruntuhan, kata pejabat tinggi kesehatan Palestina hari Minggu, (26/11/2023).

Munir Al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait kuantitas bantuan medis dan bahan bakar yang mencapai daerah utara. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat kondisi kesehatan bencana di rumah sakit.

"Obat-obatan dan persediaan medis harus dibawa ke Gaza dalam jumlah besar, sejalan dengan situasi kesehatan bencana di wilayah tersebut," kata Al-Bursh, menegaskan perlunya segera memperkuat sistem kesehatan di Gaza, khususnya di wilayah utara, dan menyediakan layanan kesehatan yang memadai.

Saat ini, hanya tiga rumah sakit yang beroperasi, yaitu Al-Maamadani, Al-Awda, dan Kamal Adwan. Al-Bursh menjelaskan situasi kesehatan di Gaza secara umum sebagai "sangat kritis dan kekurangan komponen kesehatan yang diperlukan."

Pada hari Kamis yang lalu, kantor media pemerintah di Gaza menyatakan bahwa 26 rumah sakit dan 55 pusat kesehatan di jalur tersebut tidak beroperasi. Pasukan Israel juga menargetkan 55 ambulans, sementara puluhan lainnya tidak beroperasi akibat kekurangan bahan bakar.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU