> >

China: Lonjakan Penyakit Pernapasan karena Flu dan Patogen Lain yang Sudah Dikenal, Bukan Virus Baru

Kompas dunia | 26 November 2023, 20:37 WIB
Kementerian kesehatan China hari Minggu (26/11/2023) menyatakan lonjakan penyakit pernapasan yang memunculkan perhatian WHO bukan karena virus baru, namun oleh flu dan patogen lainnya, dengan klaster terbaru infeksi pernapasan karena tumpang tindih influenza, rhinovirus, virus syncytial pernapasan (RSV), adenovirus, dan bakteri mycoplasma pneumoniae. (Sumber: Bloomberg)

BEIJING, KOMPAS.TV - Kementerian kesehatan China hari Minggu (26/11/2023) menyatakan lonjakan penyakit pernapasan yang memunculkan perhatian WHO bukan karena virus baru, namun oleh flu dan patogen lainnya.

Menurut juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, klaster terbaru infeksi pernapasan karena tumpang tindih influenza, rhinovirus, virus syncytial pernapasan (RSV), adenovirus, dan bakteri mycoplasma pneumoniae, yang kerap menjadi penyebab infeksi saluran pernapasan.

Kementerian mendorong otoritas setempat untuk membuka lebih banyak klinik demam dan mendorong vaksinasi, khususnya di kalangan anak-anak dan lansia, menghadapi gelombang penyakit pernapasan musim dingin pertama setelah pembatasan Covid-19 dihapus.

"Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan pembukaan klinik dan area perawatan terkait, memperpanjang jam layanan, dan meningkatkan pasokan obat-obatan," ujar juru bicara kementerian, Mi Feng.

Dia menyarankan masyarakat menggunakan masker dan mendesak otoritas setempat untuk fokus pada pencegahan penyebaran penyakit, terutama di tempat-tempat ramai seperti sekolah dan panti jompo.

Awal pekan ini, WHO secara resmi meminta China menyediakan informasi tentang lonjakan potensial penyakit pernapasan dan klaster pneumonia anak-anak, merespons laporan media dan layanan pemantauan penyakit menular global.

Ketika membahas risiko potensial, WHO menyatakan munculnya strain flu baru atau virus lain yang memicu pandemi biasanya dimulai dengan klaster penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis. Baik SARS maupun COVID-19 pertama kali dilaporkan sebagai jenis pneumonia yang tidak biasa.

Meskipun pihak berwenang China menyalahkan peningkatan penyakit pernapasan pada penghapusan pembatasan Covid-19, negara-negara lain juga mengalami lonjakan serupa setelah berakhirnya pembatasan pandemi.

Data yang diberikan oleh pejabat kesehatan China hari Kamis kepada WHO menunjukkan peningkatan penerimaan rumah sakit anak-anak akibat penyakit, termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus pilek umum sejak bulan Oktober.

Meskipun lonjakan pasien, pihak berwenang China bersikeras rumah sakit di negara tersebut belum terbebani, menurut laporan WHO.

Mengenai transparansi, WHO jarang secara terbuka meminta informasi lebih rinci dari negara-negara, namun, kali ini, lewat mekanisme hukum internasional, WHO meminta data tambahan dari China.

Laporan internal di China mengungkapkan wabah ini memberikan tekanan berlebihan pada beberapa rumah sakit di utara China, termasuk Beijing. Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat membawa anak-anak dengan gejala ringan ke klinik dan fasilitas lainnya.

WHO menegaskan informasi yang ada saat ini belum cukup untuk menilai risiko kasus penyakit pernapasan pada anak-anak. Baik pihak berwenang China maupun WHO sebelumnya dituduh kurang transparan dalam laporan awal mereka mengenai pandemi COVID-19 yang bermula di Wuhan, China tengah, Desember 2019.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU