PM Spanyol dan Belgia Mengutuk Pembantaian Massal Warga Sipil Gaza oleh Israel, Tel Aviv Berkelit
Kompas dunia | 25 November 2023, 13:10 WIBAlbares menegaskan bahwa respons Israel terhadap perdana menteri Spanyol, yang juga memimpin Dewan Uni Eropa, dan perdana menteri Belgia, yang akan mengambil alih peran yang sama pada 1 Januari, sangat serius.
Perselisihan diplomatik ini pecah pada hari yang sama ketika Hamas melepaskan 24 sandera yang telah ditahan di Jalur Gaza, sementara Israel membebaskan 39 tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang akan berlangsung selama empat hari.
Mengacu pada gencatan senjata sementara setelah enam minggu pengeboman tanpa henti terhadap Gaza, Cohen menulis, "Setelah jeda, kita akan melanjutkan operasi tempur hingga pemerintahan Hamas di Jalur Gaza dihilangkan dan semua sandera dilepaskan."
Negara-negara Uni Eropa dan anggota G7 bersatu dalam mengutuk Hamas dan serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. Namun, mereka berselisih mengenai sejauh mana tekanan yang harus diberikan kepada Israel untuk menghentikan serangannya dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Spanyol secara konsisten berbicara untuk Palestina, dan pada hari Jumat, Sanchez meminta Uni Eropa untuk secara resmi mengakui negara Palestina.
Baca Juga: Palestina Ungkap Israel Incar Pembersihan Etnis Seluruh Gaza lewat Perang Pemusnahan dan Genosida
Menteri Luar Negeri Spanyol menegaskan bahwa negaranya mengutuk Hamas, menyatakan solidaritas dengan korban Israel, dan meminta pelepasan tanpa syarat untuk semua sandera yang ditahan oleh kelompok yang menguasai Gaza. Namun, ia menyatakan bahwa hal tersebut "tidak bertentangan" dengan panggilan Madrid agar warga sipil Palestina dilindungi.
Pedro Sanchez juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa, Liga Arab, dan Organisasi Kerjasama Islam telah mendesak diselenggarakannya konferensi perdamaian internasional secepat mungkin untuk menemukan solusi konflik.
Pada hari Jumat, Israel memanggil duta besar Belgia dan Spanyol untuk "memberikan teguran keras secara diplomatik", setelah kepala pemerintahan mereka mengutuk "penghancuran Gaza" dari Mesir dan meminta Israel untuk "mengakui Negara Palestina".
Menlu Israel, Eli Cohen, "memerintahkan untuk memanggil duta besar kedua negara ini untuk memberikan teguran yang keras", demikian diumumkan oleh kantornya. Menurutnya, dua pemimpin tersebut "mendukung terorisme".
Dalam pernyataan terpisah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu "mengutuk dengan keras" pernyataan mereka, menuduh mereka gagal "menganggap Hamas sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya dengan membantai warga kami dan menggunakan warga Palestina sebagai perisai manusia."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Euronews / Associated Press / Anadolu