> >

Gencatan Senjata dengan Hamas Bikin Pemerintahan Israel Pecah, Ada yang Kesal Perang Terhenti

Kompas dunia | 23 November 2023, 13:06 WIB
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir (kiri). (Sumber: Times of Israel)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Gencatan senjata antara Israel dengan Hamas ternyata membuat Pemerintahan Zionis itu pecah.

Beberapa anggota kabinet yang dianggap paling kanan sepanjang senjarah Israel itu menyesalkan gencatan senjata tersebut.

Gencatan senjata selama empat hari telah disepakati Hamas dan Israel, Rabu (22/11/2023).

Gencatan senjata itu tercapai berkat mediasi Qatar, termasuk pembebasan 50 sandera yang ditahan oleh Hamas, yang ditukar dengan 150 warga Palestina yang dipenjara Israel.

Baca Juga: Sudah Sepakat, Pembantu Netanyahu Ungkap Pertukaran Sandera Baru Dilakukan Jumat

Meski kabinet Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata itu, beberapa anggota garis keras menentangnya.

Mereka kesal perang harus terhenti, setelah bombardir yang dilakukan tentara Israel ke Gaza.

Salah satu yang menentang adalah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir. Ia terus menentang keputusan tersebut meski telah diumumkan.

“Hamas menginginkan istirahat ini lebih dari apa pun,” cuit Ben Gvir di akun media sosial X dikutip dari Al-Jazeera.

Ben-Gvir juga mengatakan bahwa jeda ini akan membuat Hamas mendapatkan pemasukan dan mereformulasikan diri mereka.

Ben-Gvir menambahkan bahwa Israel telah mengulangi kesalaha di masa lalu.

Ia merujuk pada kesepakatan 2011 ketika 1.000 tahanan Palestina dibebaskan sebagai pertukaran tentara Israel Gilat Shalit, yang ditahan Hamas selama lima tahun.

Ben-Gvir juga merespons pesan salah satu anggota kabinet Israel yang mengatakan sangat penting bagi mereka untuk bersatu.

“Namun kita tak bersatu. Keputusan ini akan menyebabkan kerugian besar bagi generasi mendatang,” ucapnya.

Sementara itu anggota kabinet lainnya, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, memilih gencatan senjata, meski sempat mengungkapkan rasa skeptisnya.

Menteri Misi Nasional dan Pemukiman Orick Strock mengatakan ia menyetujui gencatan senjata, meski mengaku sebenarnya tak berencana melakukannya setelah meninjau secara mendetail dan pertanyaan dijawab secara menyeluruh.

Sedangkan Presiden Israel Isaac Herzog mengakui bahwa keberatan itu bisa dimengerti, menyakitkan dan sulit.

Baca Juga: Pro-Palestina, Aktris Senior AS Menganggur Usai Dipecat Agensi Artis Hollywood

Namun ia menambahkan bahwa mengingat keadaan yang ada, ia mendukung pemerintah untuk melanjutkan kesepakatan tersebut.

Israel sendiri bersumpah untuk menghancurkan Hamas, namun meningkatnya kecaman atas ulah mereka di Gaza membuat negara Zionis itu menyetujui gencatan senjata.

Namun, Netanyahu menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan berarti perang bakal berhenti.

Ia berjanji militer Israel akan kembali menyerang setelah jeda pertempuran.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU