Pro-Palestina, Aktris Senior AS Menganggur Usai Dipecat Agensi Artis Hollywood
Kompas dunia | 23 November 2023, 10:25 WIBCALIFORNIA, KOMPAS.TV - Artis senior Amerika Serikat (AS) Susan Sarandon menganggur usai dipecat oleh agensi artis Hollywood UTA terkait pendiriannya sebagai pro-Palestina.
Pemecatan tersebut terjadi setelah Sarandon berbicara pada demonstrasi pro-Palestina pada pekan lalu.
Juru Bicara agensi tersebut mengonfirmasikan pemecatan Sarandon tersebut karena ia berbicara pada demonstrasi pro-Palestina.
Baca Juga: Netanyahu Nyatakan Perang Berlanjut setelah Gencatan Senjata Empat Hari Usai
Sarandon, yang merupakan artis kaliber Oscar dikritik karena ikut mendukung Palestina.
Apalagi ucapannya saat demonstrasi tersebut ikut disorot.
“Ada banyak orang yang takut menjadi Yahudi saat ini, dan merasakan apa yang dirasakan kaum Muslim di negara ini,” kata Sarandon dikutip dari The Guardian, Selasa (21/11/2023).
Sarandon juga menyerukan agar orang lain tetap berbicara mendukung warga Palestina yang terjebak pertempuran Israel-Hamas di Gaza.
“Orang-orang mempertanyakan, mereka semua berdiri membela, orang-orang mengedukasi dirinya sendiri, dan menjauh dari cuci otak yang dimulai ketika mereka masih kecil,” tuturnya.
Ia mendorong para peserta untuk menjadi lebih kuat, bersabar, bersikap jernih dan mendukung siapa pun yang memiliki keberanian untuk berbicara.
Sarandon pun berteruima kasih kepada komunitas Yahudi yang mendukung demonstrasi pro-Palestina.
Hal yang sama juga dialami artis Melissa Barrera yang dipecat dari susunan pemeran film Scream VII.
Baca Juga: Netanyahu Perintahkan Mossad Lakukan Hal Ini ke Para Pimpinan Hamas
Sejak perang Israel-Hamas, Barrera, 33 tahun, menggunakan media sosialnya secara berkala untuk menunjukkan dukungan kepada Palestina.
Ia juga membagikan informasi mengenai situasi di Gaza, termasuk membagikan postingan Instagram dan artikel yang menggambarkan serangan Israel sebagai genosida dan pembersihan etnis.
Ia juga menggambarkan Israel sebagai tanah para penjajah.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian/Time