> >

Sosok Javier Milei Presiden Argentina, Wong Edan yang Ingin Tutup Bank Sentral dan Bebaskan Senjata

Kompas dunia | 21 November 2023, 14:22 WIB
Mengendarai gelombang kemarahan antikemapanan, sosok kanan jauh Javier Milei yang terkenal dengan mulutnya yang suka bersumpah serapah ini tak akan punya waktu bersantai setelah mewarisi krisis ekonomi, tanpa pengalaman politik, dan sekutu yang sedikit untuk menerapkan agenda perubahan radikalnya. (Sumber: France24)

BUENOS AIRES, KOMPAS.TV - Mantan tokoh TV dan politisi kontroversial, Presiden Terpilih Argentina Javier Milei, berjanji tak ada kompromi agar negaranya yang terpuruk kembali hebat.

Mengendarai gelombang kemarahan anti-kemapanan, sosok kanan jauh Javier Milei yang terkenal dengan mulutnya yang suka bersumpah serapah ini tak akan punya waktu bersantai setelah mewarisi krisis ekonomi, tanpa pengalaman politik, dan sekutu yang sedikit untuk menerapkan agenda perubahan radikalnya.

Selama bertahun-tahun, kelas penguasa yang tidak dipercayai di Argentina duduk di atas bubuk mesiu, tidak mampu mengangkat negara dari krisis sehingga menanam kemarahan dan keputusasaan dalam perekonomian terbesar kedua di Amerika Selatan.

Pada hari Minggu, kemarahan yang sudah lama tersimpan itu meledak, membawa ke tampuk kekuasaan seorang politikus luar yang membawa gergaji mesin saat kampanye dan berjanji untuk "meledakkan" sistem, yang pendukungnya sendiri menyebutnya "El Loco" alias wong edan atau orang gila, seperti dilaporkan oleh France24, Selasa, (21/11/2023).

Pria populis sayap kanan berusia 53 tahun itu memenangkan 56% suara.

Milei, seorang mantan ekonom dan komentator TV yang hampir tidak punya pengalaman politik, tiba-tiba secara gedabruk terpilih duduk di pucuk kekuasaan Argentina karena kemarahan atas puluhan tahun pengelolaan ekonomi yang buruk. Dia bersumpah untuk "mengakhiri kasta politik yang menghisap, bodoh, dan tidak berguna" di negara yang dilanda inflasi tiga digit, dengan tingkat kemiskinan 40% itu.

Javier Milei menyebut dirinya sendiri sebagai seorang "Anarko-Kapitalis", dengan mudah mengalahkan lawan kaum Peronis-nya, Menteri Keuangan Sergio Massa, dalam pemilihan ulang hari Minggu, menggugurkan perkiraan adu kuat dalam kompetisi yang oleh analis dijelaskan sebagai pertarungan antara dua kandidat yang sangat cacat. Peronis sendiri adalah para pendukung gagasan dan warisan eks Presiden Argentina Juan Peron.

"Warga Argentina terpaksa memilih antara dua opsi yang sangat tidak menarik," kata Benjamin Gedan, Kepala Wilson Center's Latin America Program yang berbasis di Washington dan Direktur Argentina Project. Dia memperingatkan agar hasil ini tidak diartikan sebagai dukungan penuh terhadap kepribadian atau agenda Milei.

Baca Juga: Perempuan Argentina Ini Simpan Narkoba Senilai Rp718 Juta di Kemaluannya, Ketahuan saat Dipindai

Mengendarai gelombang kemarahan anti kemapanan, sosok kanan jauh Javier Milei yang terkenal dengan mulutnya yang suka bersumpah serapah ini tak akan punya waktu bersantai setelah mewarisi krisis ekonomi, tanpa pengalaman politik, dan sekutu yang sedikit untuk menerapkan agenda perubahan radikalnya. (Sumber: AP Photo)

Seorang Anarko-Kapitalis Radikal yang Ingin Dollar AS jadi Mata Uang Negara

"Di satu sisi, Anda punya menteri keuangan saat ini yang memimpin ekonomi yang gagal," jelas Gedan. "Di sisi lain, seorang figur luar biasa yang sangat radikal yang menawarkan sesuatu yang sangat berbeda: yang ingin dolarisasi ekonomi, menutup bank sentral, membebaskan kepemilikan senjata api dan penjualan organ, individu yang aneh yang mengkloning anjingnya dan mengeklaim hewan peliharaannya adalah penasihat senior."

Meroketnya Milei ke tampuk kekuasaan adalah ukuran frustrasi pemilih Argentina, mengungkapkan parahnya ketidakpuasan terhadap kelas penguasa dan keadaan negara. Ini juga merupakan produk dari saluran televisi yang mempromosikan pembicara kontroversial untuk meningkatkan rating, mencerminkan kenaikan tokoh-tokoh ekstremis yang beralih menjadi politikus di tempat lain.

Presiden Argentina berikutnya membuat namanya dengan keras menentang "kasta politik" dalam program televisi, sambil berbicara panjang tentang inflasi dan kehidupan seksualnya.

Kemarahannya terhadap kemapanan menggema di relung hati warga Argentina yang haus perubahan, sementara rambut kusutnya, terinspirasi oleh tokoh anti-pahlawan X-Men, Wolverine, dan retorika penuh sumpah serapah hanya menambah ketenarannya.

Dua tahun lalu, ketenaran televisi yang meningkat membantu Milei mendapatkan kursi di Dewan Rendah Kongres Argentina. Hanya beberapa bulan yang lalu, dia dianggap sangat kecil kemungkinannya untuk menjadi presiden, sampai dia mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan pendahuluan Agustus, mengguncang lanskap politik Argentina.

Sebelum menjadi sorotan publik, Milei adalah kepala ekonom di Corporación America, salah satu konglomerat bisnis terbesar di Argentina yang mengelola sebagian besar bandara di negara itu.

Kebijakan ekonomi andalannya termasuk "dolarisasi" ekonomi tahun 2025 untuk menghentikan "kanker inflasi", yang berarti dia akan meninggalkan peso, mata uang yang rusak di Argentina, dan dengan demikian melepaskan kendali atas kebijakan moneter.

Milei menjelaskan dirinya sebagai lawan sengit negara, yang dia tuduh membatasi kebebasan dan menguras kantong rakyat. Di kampanye, ia sering muncul di panggung dengan memutar gergaji mesin untuk secara simbolis memangkas peran negara.

Dia bersumpah memotong pengeluaran publik sebesar 15%, privatisasi perusahaan-perusahaan negara, dan mengurangi subsidi bahan bakar, transportasi, dan listrik.

Baca Juga: Negara-Negara Ini Usir Dubes Israel Demi Bela Palestina, Ada Negara Islam dan Amerika Latin

Mengendarai gelombang kemarahan anti kemapanan, sosok kanan jauh Javier Milei yang terkenal dengan mulutnya yang suka bersumpah serapah ini tak akan punya waktu bersantai setelah mewarisi krisis ekonomi, tanpa pengalaman politik, dan sekutu yang sedikit untuk menerapkan agenda perubahan radikalnya. (Sumber: AP Photo)

Rencana Privatisasi Semua Perusahaan Negara

Presiden terpilih, yang dijadwalkan dilantik pada 10 Desember, mulai menguraikan beberapa kebijakan yang direncanakannya dalam wawancara radio pada hari Senin pagi.

Dia mengatakan akan segera melanjutkan rencana untuk privatisasi media milik negara yang memberinya liputan negatif selama kampanye, menyebutnya sebagai "kementerian propaganda rahasia".

"Semua yang dapat berada di tangan sektor swasta akan berada di tangan sektor swasta," katanya kepada Radio Mitre di Buenos Aires, menambahkan perusahaan energi yang dikendalikan negara YPF akan dimodernisasi sehingga bisa "dijual dengan cara yang sangat, sangat, sangat menguntungkan bagi orang Argentina."

Sebagai pengagum mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Milei juga merangkul statusnya yang kontroversial, memimpin perhatian sepanjang kampanye dengan pernyataan provokatifnya. Dia tidak ragu-ragu menyerang tokoh-tokoh terkemuka, termasuk Paus Fransiskus, yang disebutnya sebagai "bodoh" karena membela keadilan sosial.

Bukanlah kejutan jika dia mengadaptasi slogan terkenal Trump, berjanji untuk "Membuat Argentina Hebat Lagi".

Seperti Trump dan sekutu Brasilnya Jair Bolsonaro, Milei menarik suara konservatif dengan menjanjikan perang melawan politik progresif. Dia menggambarkan pendidikan seks sebagai plot kaum Marxis untuk menghancurkan keluarga tradisional dan mengusulkan referendum untuk mencabut legalisasi aborsi yang telah dilakukan Argentina pada tahun 2020. Dia juga menolak gagasan bahwa manusia berperan dalam menyebabkan perubahan iklim.

Semua ini "sangat mengkhawatirkan tidak hanya bagi perempuan, tetapi bagi minoritas secara umum, karena Milei sedang mengadakan perang budaya yang sama yang dilakukan oleh sayap kanan jauh di tempat lain," kata Juan-Pablo Ferrero, dosen senior politik Amerika Latin di University of Bath.

"Ia juga mencabut kembali agenda hak asasi manusia yang memberikan Argentina pengakuan internasional" sejak transisi ke demokrasi, tambah Ferrero. "Minoritas harus melawan langkah-langkahnya di parlemen dan di jalanan."

Baca Juga: Barter Kembali Marak di Argentina Menyusul Inflasi yang Menggila hingga Puluhan Persen

Mengendarai gelombang kemarahan antikemapanan, sosok kanan jauh Javier Milei yang terkenal dengan mulutnya yang suka bersumpah serapah ini tak akan punya waktu bersantai setelah mewarisi krisis ekonomi, tanpa pengalaman politik, dan sekutu yang sedikit untuk menerapkan agenda perubahan radikalnya. (Sumber: AP Photo)

Pengagum Trump yang Tidak Punya Mayoritas Parlemen

Mengambil halaman lain dari buku petunjuk Trump dan Bolsonaro, Milei juga membuat klaim tidak berdasar tentang kecurangan pemilihan sebelum putaran kedua pada hari Minggu, menimbulkan kekhawatiran tentang penghormatannya terhadap norma demokratis.

Kemenangannya juga berarti naiknya Victoria Villaruel, rekan separtainya yang kontroversial yang mengurangi jumlah korban dari rezim kejam 1976-1983 di Argentina.

Menjelang pemilihan, massa dan sekutunya memperingatkan rakyat Argentina bahwa rencana Milei akan sangat membatasi hak-hak yang sulit diperoleh dan program layanan publik serta program kesejahteraan yang banyak diandalkan oleh banyak orang. Margin kekalahan mereka menunjukkan bahwa strategi ini, yang oleh Milei diabaikan sebagai "kampanye ketakutan", pada akhirnya mungkin telah berbalik menimpa.

"Meskipun Milei, meskipun semua kesalahan kampanyenya, meskipun semua keanehan yang menimbulkan keraguan, kekhawatiran, meskipun semua itu, tuntutan akan perubahan tetap ada," kata Lucas Romero, kepala Synopsis, perusahaan konsultan politik lokal, kepada Associated Press.

Setelah memasang dirinya sebagai "satu-satunya solusi" untuk kesulitan Argentina, Milei tidak akan memiliki banyak waktu untuk menikmati kemenangannya. Bahkan sebelum pemilihan, analis meragukan kelayakan banyak janjinya, mulai dari "dolarisasi" yang sangat dipromosikan hingga kebijakan kampanye lainnya.

Meninggalkan peso demi dolar memerlukan stok dolar yang besar, dan Dana Moneter Internasional IMF memperingatkan cadangan dolar Argentina berada pada level yang sangat rendah. Analis menyoroti risiko runtuhnya peso karena orang-orang panik percaya bahwa dolarisasi akan segera terjadi.

“Milei adalah seseorang yang menjanjikan ide-ide besar, tetapi mungkin terlalu besar dan mungkin tidak dapat diwujudkan,” kata Gedan, mencatat bahwa presiden terpilih tidak memiliki mayoritas parlemen untuk mendukungnya dan bahkan kurang mendukung di pemerintahan daerah.

“Belum jelas apakah dia dapat menerapkan agendanya, mengingat partainya yang masih muda, sekutu yang sedikit di Kongres, kelompok kecil dengan sedikit pengalaman yang mengelilinginya, dan kenyataan dia tidak mengendalikan provinsi-provinsi di negara itu,” tambahnya.

Partai Liberty Advances Milei hanya punya tujuh dari 72 kursi di Senat dan 38 dari 257 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Dia berharap dapat mendapatkan dukungan dari sayap kanan mantan presiden Mauricio Macri, yang melemparkan dukungannya padanya menjelang putaran kedua pada hari Minggu untuk memastikan kekalahan kubu Peronist yang berkuasa.

Baca Juga: Akibat Kejahatan di Masa Silam, 19 Mantan Perwira Tinggi Militer Argentina Dijatuhi Hukuman Penjara

Uji Kelenturan Demokrasi Argentina usai Penguasa Militer

“Masih harus dilihat apakah dukungan pemilihan ini akan berubah menjadi kesepakatan politik,” kata pakar Argentina, David Gormezano. “Apakah beberapa orang dari lingkaran Macri akan bergabung dengan pemerintah? Apakah anggota parlemen konservatif akan menawarkan dukungan mereka? Masih terlalu dini untuk mengetahui.”

Daya tarik kekuasaan, dan kebencian bersama terhadap Peronisme, mungkin cukup menjadi insentif.

“Seseorang dapat membayangkan kubu konservatif melakukan banyak hal untuk mendukung Milei, termasuk dalam beberapa ekstremnya, untuk membalas dendam atas kubu Peronis,” tambah Gormezano, meskipun mencatat Milei masih akan kekurangan mayoritas di Kongres bahkan dengan dukungan konservatif.

Menurut Ferrero, pemilihan Milei menandai "tes kelenturan terbesar" bagi demokrasi Argentina sejak berakhirnya pemerintahan militer. Menurut konstitusi negara itu, "presiden punya kekuatan untuk memerintah dengan dekrit dalam keadaan luar biasa - tetapi itu menguji sistem," katanya. "Kita akan melihat sejauh mana dia menggunakan kekuatan itu."

Akan ada banyak perhatian terhadap langkah-langkah pertama Milei di panggung internasional juga. Provokator Argentina ini sudah menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara Amerika Latin dan mengatakan dia akan berusaha mengurangi perdagangan dengan China, mitra dagang terbesar Argentina setelah Brasil.

Sementara Trump dan Bolsonaro cepat menyambut hasil pemilihan pada hari Minggu, keduanya saat ini tidak berkuasa. Pemimpin tengah-kiri dua tetangga terbesar Argentina, Brasil dan Chili, secara mencolok lebih hati-hati dalam tanggapannya.

Presiden Brasil Luis Inacio Lula da Silva hari Minggu mengucapkan salam terbaiknya kepada presiden terpilih, tetapi tidak menyebutkan langsung Milei. Dia sebelumnya menyatakan harapannya bahwa pemilih Argentina akan memilih presiden yang mendukung demokrasi dan blok perdagangan Mercosur - yang kata Milei, Argentina harus keluar dari Mercosur.

Milei beberapa kali mengkritik presiden Brasil dan menyebutnya sebagai "komunis pemarah" dengan kecenderungan "totaliter". Pada hari Senin, seorang ajudan Lula yang dekat mengatakan presiden terpilih Argentina harus meminta maaf kepada pemimpin Brasil sebelum pembicaraan antara keduanya dapat diatur.

“Dia dengan bebas mencela Presiden Lula,” kata Menteri Komunikasi Sosial Paulo Pimenta kepada wartawan. “Ini tergantung pada Milei, sebagai presiden terpilih, untuk menelepon dan meminta maaf.”

Baik di dalam negeri maupun di panggung internasional, Argentina akan berlayar melalui perairan yang belum dijelajahi, dan berombak, dengan "El Loco" di kemudi.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : France24


TERBARU