> >

200 Pasien Dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza, 500 Pasien dan 2.000 Warga Masih Bertahan

Kompas dunia | 21 November 2023, 09:50 WIB
Sekitar 200 orang pasien dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza hari Senin, (20/11/2023) usai dibombardir pasukan Israel yang membunuh 12 orang pasien dan pendamping pasien yang semuanya warga sipil Palestina Senin dini hari, (20/11/2023). (Sumber: Anadolu)

"Ada 650 orang terluka di Rumah Sakit Indonesia, sementara kapasitasnya hanya 140 tempat tidur," kata al-Bursh. Dia juga mencatat drone militer Israel menembaki hingga tewas warga Palestina yang mencoba melarikan diri dari rumah sakit.

Pada awal Senin, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia, dan menuding tentara Israel berupaya mengubah Rumah Sakit Indonesia menjadi "kuburan massal".

Kelompok Hamas, yang memerintah Gaza sejak tahun 2007 dan menghadapi militer Israel di Gaza, mengatakan otoritas Israel berusaha menghancurkan sektor kesehatan Palestina di Gaza sebagai bagian dari rencananya untuk mengusir paksa rakyat Palestina dari Gaza, bagian dari rencana pembersihan etnis yang pada akhirnya adalah mengambil alih Gaza menjadi wilayah Israel.

Baca Juga: Tank Israel Bombardir Rumah Sakit Indonesia, Staf RS Menolak Pergi demi Rawat Korban

Foto ibu memeluk jenazah anaknya yang tewas dibunuh Israel di kamp pengungsi Jabaliya, di Rumah Sakit Indonesia, Jalur Gaza utara, Sabtu, (18/11/2023). Sekitar 200 pasien dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza hari Senin, (20/11/2023) usai dibombardir pasukan Israel yang membunuh 12 pasien dan pendamping yang semuanya warga sipil Palestina Senin dini hari, (20/11/2023). (Sumber: AP Photo)

Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada Senin (20/11/2023) memperingatkan layanan kesehatan di Gaza sudah pada tahap kerusakan "katastropik", dengan sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi.

“Sekarang kita punya 1,7 juta orang yang mengungsi, sehingga kita punya dua atau tiga kali lipat jumlah penduduk (di selatan Gaza), menggunakan sepertiga dari tempat tidur rumah sakit dalam waktu kurang dari sepertiga dari rumah sakit yang tersedia,” kata Michael Ryan, direktur eksekutif Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, dalam sebuah briefing Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbicara dari Jenewa.

“Bahkan jika besok pagi ini, ini berakhir dalam hal gencatan senjata, kita masih punya masalah besar di tangan kita.”

Ryan mengatakan layanan di wilayah tersebut sudah tidak dapat memberikan perawatan untuk kasus medis yang lebih kompleks, termasuk perawatan bagi sebagian besar pasien kanker dan pasien cuci darah ginjal, dan kemungkinan akan kewalahan oleh sekitar 5.500 kelahiran yang diharapkan dalam satu bulan ke depan.

Rencana oleh militer Israel untuk mendorong lebih jauh ke selatan, katanya, akan memperburuk kondisi kesehatan lebih lanjut.

"Situasi sistem perawatan kesehatan utama di Gaza sudah sangat kacau balau dan ini adalah yang terburuk yang bisa Anda bayangkan (di) bagian utara," kata Ryan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press / Anadolu


TERBARU