Lebih 30 Bayi Prematur Dievakuasi dari RS Al Shifa Gaza ke Mesir, Nasib Pasien Kritis Belum Pasti
Kompas dunia | 19 November 2023, 21:35 WIBKHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Sedikitnya 30 bayi prematur dievakuasi dari Rumah Sakit Shifa di Gaza hari Minggu (19/11/2023) dan akan segera bergerak ke Mesir, kata pejabat kesehatan Palestina. Hal ini terjadi ketika puluhan pasien lain yang terluka kritis masih terjebak di sana beberapa hari setelah pasukan Israel memasuki kompleks rumah sakit tersebut.
Nasib bayi-bayi ini mencuri perhatian dunia setelah foto-foto memperlihatkan para dokter berjuang menjaga mereka tetap hangat. Pemadaman listrik telah mematikan inkubator dan peralatan medis lainnya, sementara kekurangan makanan, air, dan obat-obatan terjadi karena pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan Palestina di sekitar rumah sakit.
Tim Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang datang ke RS Al Shifa hari Sabtu menyebutkan 291 pasien masih berada di sana, termasuk 32 bayi dalam kondisi sangat kritis, pasien dengan luka yang parah terinfeksi, dan lainnya dengan cedera tulang belakang yang tak bisa bergerak.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Medhat Abbas mengonfirmasi evakuasi 30 bayi tersebut. Layanan penyelamatan Bulan Sabit Merah Palestina juga menyatakan mereka berhasil mengevakuasi 31 bayi dengan berkoordinasi bersama badan PBB.
Bayi-bayi tersebut akan segera dikirim ke rumah sakit yang dikelola oleh Uni Emirat Arab di kota perbatasan Mesir, Rafah. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari WHO, dan belum jelas apakah seluruh bayi telah berhasil dievakuasi dan tiba di Mesir.
Sementara itu, situasi pergerakan di wilayah tersebut semakin membahayakan. Dokter Tanpa Batas melaporkan sebuah konvoi kendaraan yang jelas memiliki identifikasi dan membawa staf serta keluarga mereka ditembak di Kota Gaza hari Sabtu. Salah seorang kerabat dari anggota staf tewas dan satu orang lainnya terluka, ungkap kelompok bantuan tersebut.
Baca Juga: Hamas Ternyata Tak Sengaja Serang Festival Musik, Militer Israel Malah Ikut Andil Atas Pembantaian
Sebanyak 2.500 orang pengungsi, pasien rawat jalan, dan staf medis meninggalkan Rumah Sakit Shifa Sabtu pagi, menurut WHO. Namun, 25 staf medis dan sejumlah pasien masih tetap di dalam rumah sakit.
"Pasien dan staf kesehatan dengan siapa kami berbicara sangat takut akan keselamatan dan kesehatan mereka, dan memohon untuk dievakuasi," kata WHO, menggambarkan Rumah Sakit Shifa sebagai zona kematian.
Israel lama menuduh bahwa Hamas menggunakan Rumah Sakit Al Shifa sebagai pos komando tersembunyi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press