> >

Internet dan Telepon Ambruk di Gaza, Krisis Kemanusiaan Meningkat, Serbuan ke Selatan Di Depan Mata

Kompas dunia | 17 November 2023, 05:40 WIB
Kehancuran Gaza akibat pengeboman Israel, dilihat dari Israel Selatan, Selasa, (14/11/2023). Layanan internet dan telepon ambruk di seluruh Jalur Gaza Kamis, (16/11) karena habisnya bahan bakar, mengancam memperburuk krisis kemanusiaan parah di selatan Gaza, di mana serangan udara Israel terus berlanjut dan membuat situasi lebih sulit bagi media internasional untuk meliput kejadian di lapangan. (Sumber: AP Photo)

KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Layanan internet dan telepon ambruk di seluruh Jalur Gaza Kamis, (16/11/2023) karena habisnya bahan bakar, demikian kata penyedia layanan utama Palestina.

Hal ini membawa ancaman blackout komunikasi yang berpotensi berlangsung lama, bahkan ketika Israel mengisyaratkan serangannya selanjutnya bisa menargetkan selatan wilayah tersebut, di mana sebagian besar penduduk mencari perlindungan.

Ambrukya komunikasi mengancam memperburuk krisis kemanusiaan parah di selatan Gaza, di mana serangan udara Israel terus berlanjut, seperti laporan Associated Press, Kamis, (16/11).

Makanan, air, dan listrik semakin sulit didapat, dan PBB kesulitan akibat kekurangan bahan bakar sendiri untuk memberikan bantuan dan membantu rumah sakit tetap beroperasi.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berkerumun di selatan Gaza, termasuk ratusan ribu yang mengikuti seruan Israel untuk mengungsikan diri dari utara demi menghindari serangan darat.

Jika serangan berpindah ke selatan, tidak jelas ke mana mereka akan pergi, karena Mesir menolak untuk mengizinkan transfer massal ke tanahnya.

Ambruknya internet dan telepon terbaru ini bakal berlangsung lama. Penyedia utama, Palnet, mengatakan telah kehabisan bahan bakar untuk menjalankan jaringan, dan Israel melarang masuknya pasokan baru.

Jaringan komunikasi Gaza yang rapuh sudah beberapa kali mengalami gangguan selama konflik karena serangan atau pemadaman oleh Israel, tetapi setiap kali pihak berwenang Gaza dapat dengan cepat memulihkannya.

Pemadaman sebelumnya membuat warga Palestina trauma berat karena membuat mereka tidak dapat memanggil ambulans atau menghubungi anggota keluarga yang tersebar untuk memastikan keselamatan mereka di tengah serangan.

Para pekerja bantuan mengatakan ini menghambat operasi kemanusiaan dan rumah sakit.

Baca Juga: Wakil Sekjen PBB: Pembantaian di Gaza Capai Tingkat Kengerian Baru Setiap Hari

Salat jenazah korban pengeboman Israel di Gaza. Layanan internet dan telepon ambruk di seluruh Jalur Gaza  Kamis (16/11/2023) karena habisnya bahan bakar, mengancam memperburuk krisis kemanusiaan parah di selatan Gaza. (Sumber: AP Photo)

Pemadaman ini juga sebagian besar memutus Gaza dari dunia luar, membuat situasi lebih sulit bagi media internasional untuk meliput kejadian di lapangan.

Beberapa berhasil menjaga komunikasi menggunakan telepon satelit atau kartu SIM yang terhubung ke jaringan Israel atau Mesir.

Sementara itu gempuran Israel mengintai wilayah Gaza Selatan. Pasukan Israel menjatuhkan selebaran pada Kamis (16/11), memberi tahu warga Palestina di wilayah timur Khan Younis untuk mengungsi, dan menyatakan bahwa siapa pun di sekitar militan atau posisi mereka "mengancam nyawa diri sendiri."

Selebaran serupa dijatuhkan di utara Gaza selama berminggu-minggu sebelum invasi darat.

Dua wartawan yang tinggal di timur Khan Younis memastikan sudah melihat selebaran tersebut. Warga lain berbagi gambar selebaran tersebut di media sosial. Militer Israel menolak untuk memberikan komentar.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant  Rabu (15/11) mengatakan operasi darat pada akhirnya "akan mencakup baik utara maupun selatan. Kami akan menyerang Hamas di mana pun mereka berada."

Meskipun Israel memberi isyarat akan serangan yang lebih luas, mereka belum mengemukakan rencana jangka panjang, selain mengatakan akan mempertahankan kendali keamanan atas Gaza untuk waktu yang tidak ditentukan.

Adapun Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk tidak menduduki Gaza. Pemerintah AS mengklaim mereka mendukung berdirinya negara Palestina yang akhirnya mencakup Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel, aspirasi yang juga lama diidamkan oleh Palestina.

Pemerintah Israel secara tegas menentang kemerdekaan Palestina bahkan sebelum perang ini.

Militer Israel mengatakan saat ini mereka mengonsolidasikan kendali atas Gaza utara, termasuk merebut dan merobohkan bangunan pemerintah.

Video yang dirilis oleh militer Israel pada Kamis kemarin menunjukkan tentara bergerak antara bangunan yang rusak parah melalui lubang yang diledakkan pada dinding mereka.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU