> >

Israel Serbu Rumah Sakit Terbesar di Gaza untuk Cari Jejak Hamas

Kompas dunia | 16 November 2023, 07:13 WIB
Seorang perempuan terluka dalam serangan di Rumah Sakit Shifa, Gaza, Palestina, Rabu (15/11/2023) (Sumber: The Associated Press.)

KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV — Pasukan Israel menyerbu ke rumah sakit terbesar di Gaza, Rabu (15/11/2023) untuk mencari jejak Hamas di dalam dan di bawah rumah sakit tersebut. Rumah sakit itu merupakan tempat bayi baru lahir dan ratusan pasien lainnya dirawat. Mereka menderita selama berhari-hari tanpa listrik dan kebutuhan dasar lainnya saat pertempuran berkecamuk di luar bangunan rumah sakit.

Setelah mengepung Rumah Sakit Shifa selama berhari-hari, Israel menghadapi tekanan untuk membuktikan klaimnya bahwa Hamas telah mengubah rumah sakit menjadi pusat komando dan menggunakan pasien, staf, dan warga sipil yang berlindung di sana untuk melindungi para militannya. 

Tuduhan tersebut merupakan bagian dari tuduhan Israel yang lebih besar bahwa Hamas menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia. Israel merilis video pada Rabu malam yang menunjukkan senjata yang ditemukan di satu gedung, namun sejauh ini pencariannya tidak menunjukkan tanda-tanda terowongan atau pusat komando yang canggih.

Pejabat kesehatan Hamas dan Gaza menyangkal bahwa militan beroperasi di Rumah Sakit Shifa. Rumah sakit tersebut mempekerjakan sekitar 1.500 orang dan memiliki lebih dari 500 tempat tidur. Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel secara ceroboh membahayakan warga sipil ketika berupaya mengejar Hamas.

Ketika Israel memperketat kekuasaannya di Gaza utara, para pemimpin telah berbicara tentang perluasan operasi darat ke wilayah selatan untuk membasmi Hamas. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah memadati bagian selatan wilayah tersebut, di mana kekurangan bahan bakar yang semakin buruk mengancam akan melumpuhkan pemberian layanan kemanusiaan dan mematikan layanan telepon seluler dan internet.

Baca Juga: PM Kanada Minta Israel Berhenti Membunuh Anak-Anak Palestina, Netanyahu Marah

Perang antara Israel dan Hamas meletus setelah kelompok militan tersebut membunuh sekitar 1.200 orang dan menangkap sekitar 240 tawanan dalam serangan tanggal 7 Oktober yang menghancurkan rasa aman warga Israel.

Sementara itu, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 11.200 orang, dua pertiganya adalah perempuan dan anak di bawah umur, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah. Sebanyak 2.700 orang lainnya dilaporkan hilang, dan sebagian besar diyakini terkubur di bawah reruntuhan. 

Pasukan Israel melancarkan serangan mereka ke kompleks besar Rumah Sakit Shifa sekitar jam 2 pagi dan tetap berada di sana setelah malam tiba pada hari Rabu. Tank mereka ditempatkan di luar dan penembak jitu disebar di gedung-gedung di dekat rumah sakit tersebut. 

Munir al-Boursh, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Gaza di dalam rumah sakit, mengatakan bahwa selama berjam-jam, pasukan menggeledah ruang bawah tanah dan bangunan lainnya, termasuk yang menampung departemen darurat dan bedah, dan mencari terowongan di area tersebut. Pasukan menanyai dan memeriksa wajah pasien, staf dan orang-orang yang berlindung di fasilitas tersebut.

Baca Juga: Tank Israel Masuki RS Terbesar di Gaza, Pemerintah Palestina Khawatirkan "Pembantaian"

“Pasien, wanita dan anak-anak semua ketakutan,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baik warga Palestina maupun militer tidak melaporkan adanya bentrokan di dalam rumah sakit. Militer mengatakan pasukannya membunuh empat militan di luar rumah sakit pada awal operasi. Selama berhari-hari pertempuran di jalan-jalan sekitar, tidak ada laporan mengenai militan yang melepaskan tembakan dari dalam Rumah Sakit Shifa.

Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan “operasi yang tepat dan terarah terhadap Hamas di area tertentu di rumah sakit,” dan tentaranya didampingi oleh tim medis yang membawa inkubator dan perlengkapan lainnya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU