> >

Tank Israel Masuki RS Terbesar di Gaza, Pemerintah Palestina Khawatirkan "Pembantaian"

Kompas dunia | 15 November 2023, 19:58 WIB
Foto yang dirilis Dr. Marawan Abu Saada memperlihatkan bayi-bayi Palestina yang lahir secara prematur di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza City, Jalur Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, Minggu, 12 November 2023. (Sumber: Dr. Marawan Abu Saada via AP)

 

GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel menyerbu rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa, Selasa (14/11/2023) malam waktu setempat hingga Rabu (15/11).

 

Pemerintah Palestina di Gaza pun mendesak dunia bertindak dan mengkhawatirkan akan adanya "pembantaian" di kompleks Rumah Sakit Al-Shifa.

Kantor media pemerintah di Gaza menyatakan Israel, Amerika Serikat (AS), dan komunitas internasional sepenuhnya bertanggung jawab atas "keamanan ribuan orang di dalam fasilitas tersebut."

Baca Juga: Israel Serbu RS Al Shifa Gaza, Direktur: Tidak Ada Satu Peluru pun Ditembakkan dari dalam Al Shifa

Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa diketahui turut menjadi tempat pengungsian ribuan penduduk Palestina yang melarikan diri dari gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.

"Tentara Israel menyerbu rumah sakit kendati ada hampir 9.000 tenaga medis, pasien, dan pengungsi di dalam kompleksnya," demikian tulis kantor media pemerintah Gaza, Rabu, dikutip Al Jazeera.

Tank Israel dilaporkan memasuki halaman Rumah Sakit Al-Shifa. Pasukan Israel dilaporkan menodongkan senjata ke unit gawat darurat.

Tentara-tentara Israel dilaporkan menggelandang sekitar 30 pemuda dan menginterogasi mereka di halaman dengan dikepung tiga tank.

Israel sebelumnya menuduh Rumah Sakit Al-Shifa menyembunyikan "pusat komando" Hamas. Direksi rumah sakit telah membantah tuduhan militer Israel tersebut.

Jurnalis Al Jazeera di Al-Shifa, Jihad Abu Shanab, pun menyebut tidak ada perlawanan terhadap militer Israel dari pengungsi dan petugas rumah sakit.

Jihad juga membantah klaim Israel yang menyebut terdapat jejaring terowongan Hamas di bawah Rumah Sakit Al-Shifa.

Seorang dokter di Al-Shifa, Ahmed El-Mokhallalati, menyebut suara tembakan dan pengeboman terdengar terus-menerus di sekitar kompleks Al-Shifa sejak Selasa (14/11) malam.

Ia pun menyebut Rumah Sakit Al-Shifa telah kolaps karena tidak menerima pasokan medis selama enam hari.

"Apa yang kami rasa sangat mengejutkan dan buruk adalah seluruh dunia menyaksikan kejahatan ini dan melihat semuanya terjadi di depan semua orang, dan tidak ada yang menghentikannya, dan tidak ada yang berteriak bahwa ini tidak boleh," kata Mokhallalati.

Baca Juga: Sempat Hilang Kontak, 3 Relawan Dipastikan Selamat dan Masih Bertugas di Rumah Sakit Indonesia, Gaza

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU