Bayi-bayi Gaza Mulai Tewas di Berbagai Rumah Sakit yang Dikepung dan Ditembaki Tank Israel
Kompas dunia | 12 November 2023, 19:34 WIBKOTA GAZA, KOMPAS.TV - Bayi-bayi yang dirawat di berbagai rumah sakit di Gaza mulai tewas akibat berhentinya alat penunjang hidup, dehidrasi akibat kehabisan susu dan nutrisi, serta terkena hantaman serangan Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina hari Sabtu, (11/11/2023) mengatakan bayi-bayi di Rumah Sakit Al-Quds di Gaza mengalami dehidrasi akibat serangan Israel yang terus berlanjut terhadap rumah sakit tersebut.
"Bayi-bayi di rumah sakit Al-Quds mulai mengalami dehidrasi parah karena kehabisan susu," demikian pengumuman Bulan Sabit Merah Palestina seperti laporan oleh Anadolu hari Minggu (12/11/2023).
Ditambahkan staf medis di rumah sakit Al-Quds terus bekerja tanpa henti meskipun pemadaman listrik dan serangan udara Israel yang intensif di sekitarnya.
Presiden Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC), Francesco Rocca, mendesak dunia menyelamatkan bayi-bayi di Gaza.
"Cukup! Bagaimana masyarakat internasional bisa menerima situasi di Gaza?" tulis Rocca di Twitter. "Bayi-bayi di inkubator dan pasien di ICU berada dalam risiko kehilangan nyawa di rumah sakit Al-Quds."
Tiga bayi dan lima pasien kritis di Rumah Sakit Al-Shifa meninggal pagi ini akibat kekurangan oksigen, sementara yang lainnya berada di ambang kematian akibat pengepungan dan pengeboman Israel yang berkelanjutan sejak kemarin.
Baca Juga: RS Terbesar di Gaza Dikepung Tank Israel, Pengungsi Bergerak Ditembaki Sniper
Koresponden WAFA hari Minggu, (12/11/2023) melaporkan lima bayi meninggal dalam kurang dari 48 jam karena layanan medis di RS al-Shifa terhenti, sementara pemadaman listrik berlanjut selama tiga hari berturut-turut di tengah pengepungan Israel yang sangat mencekam, dengan tank-tank mengelilingi rumah sakit dari semua arah.
Dia menunjukkan tank-tank Israel saat ini berada di luar bangsal bersalin RS Al-Shifa, dan artileri Israel mulai menembaki unit perawatan intensif ICU, menyebabkan banyak yang luka-luka.
Puluhan jenazah masih tergeletak bertebaran di seluruh kompleks rumah sakit dan di sekitarnya, dan tim penyelamat tidak dapat mencapai mereka untuk melakukan evakuasi karena intensitas pengeboman menggunakan tank dan tembakan Israel terhadap siapa pun yang bergerak.
Militer Israel terus melakukan pengeboman tanpa henti dan pengepungan militer terhadap Kompleks Medis Al Shifa di Gaza, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, di tengah peringatan akan bencana kemanusiaan yang akan terjadi di kompleks rumah sakit tempat ribuan pasien, korban luka, dan pengungsi terjebak.
Koresponden WAFA pada hari Minggu (12/11/2023) melaporkan bahwa tank-tank lapis baja Israel kini berada dalam jarak dekat dari pintu utama kompleks RS Al-Shifa.
Sejak Jumat malam, siapa pun yang bergerak di antara bangunan kompleks atau bahkan mencoba untuk pergi menjadi target pembunuhan Israel.
Kompleks yang menjadi fasilitas medis terbesar di Gaza itu menjadi sasaran langsung serangan udara Israel, disertai dengan tembakan artileri berat dan aktivitas drone yang terus-menerus.
Baca Juga: MER-C Minta Jokowi Desak Gencatan Senjata di Gaza saat Bertemu Presiden AS, Selamatkan RS Indonesia
Hal ini mencegah evakuasi individu yang terdampak, korban luka, pasien, tim medis, dan paramedis yang terjebak di dalam tanpa listrik, makanan, air, atau bahan bakar.
Menurut Komite Palang Merah Internasional, evakuasi Kompleks RS Al-Shifa menjadi sulit karena lebih dari 60 pasien ada di unit perawatan intensif ICU, lebih dari 40 bayi di ruang inkubator, dan lebih dari 500 pasien di unit cuci ginjal.
Rumah Sakit Nasr juga berada di bawah pengepungan dan pengeboman Israel selama beberapa hari. Dokter, perawat, dan individu yang terdampak dipaksa meninggalkan rumah sakit, meninggalkan hanya pasien dan korban luka tanpa siapa pun yang merawat mereka.
Selain itu, artileri Israel langsung menargetkan Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, menciptakan kepanikan di antara sekitar 500 pasien dan 14.000 individu pengungsi yang mencari perlindungan di sana.
Sejak awal agresi pada 7 Oktober, 198 pekerja kesehatan dan 36 personel pertahanan sipil telah dibunuh oleh Israel, dan lebih dari 130 terluka. 60 ambulans rusak, termasuk 53 yang sepenuhnya sudah tidak dapat digunakan sama sekali akibat serangan Israel.
Dari 72 pusat kesehatan primer, 51 berhenti beroperasi, baik oleh pengeboman langsung atau kekurangan bahan bakar. 24 rumah sakit di utara Jalur Gaza diperintahkan Israel untuk melakukan evakuasi, dengan total kapasitas 2000 tempat tidur.
Rumah sakit terus menghadapi kekurangan bahan bakar yang parah, menyebabkan pembatasan ketat dan penggunaan generator terbatas hanya untuk fungsi-fungsi paling penting. Agresi Israel yang berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober mengakibatkan lebih dari 11.100 warga sipil terbunuh, termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 perempuan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu / WAFA