Netanyahu Sebut Gencatan Senjata di Gaza Tergantung pada Pembebasan Sandera
Kompas dunia | 10 November 2023, 11:40 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata di Jalur Gaza bergantung pada pembebasan sandera yang dipegang kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Pernyataan itu dikeluarkan meskipun Gedung Putih mengumumkan Israel telah setuju memberlakukan jeda kemanusiaan harian selama empat jam di bagian utara Gaza pada Kamis (9/11/2023).
Pengumuman akan dilakukan oleh Israel tiga jam sebelum jeda dimulai, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby, kepada para wartawan.
"Pertempuran di Gaza terus berlanjut, dan tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami," kata Netanyahu dalam pernyataannya, Kamis.
"Israel menyediakan koridor aman bagi warga sipil yang membentang dari utara hingga selatan Jalur Gaza, melalui mana 50.000 warga Gaza melintas kemarin," tambahnya, dikutip dari Anadolu Agency.
Netanyahu mengimbau penduduk Jalur Gaza untuk pindah ke selatan, mengulangi apa yang telah dikatakannya beberapa minggu lalu, meskipun serangan Israel terus berlanjut di selatan Gaza.
Sebelumnya pada Kamis, militer Israel mengatakan, "tidak ada gencatan senjata di Gaza, melainkan jeda taktis dan lokal yang terbatas", merujuk pada jeda kemanusiaan yang terbatas dalam hal lokasi dan rentang waktu.
Baca Juga: Perbedaan Jeda Kemanusiaan dan Gencatan Senjata Kemanusiaan terkait Perang Israel-Hamas
Meskipun seruan dan permohonan dunia internasional untuk gencatan senjata kemanusiaa terus bergaung, pemerintah Israel terus menolak. Gedung Putih mengatakan Israel setuju untuk memberlakukan jeda kemanusiaan harian selama empat jam di bagian utara Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press, Anadolu Agency, WAFA