Israel Akhirnya Setuju untuk Lakukan Jeda Kemanusiaan, tapi Tetap Tak Akan Ada Gencatan Senjata
Kompas dunia | 10 November 2023, 09:05 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Israel akhirnya setuju untuk melakukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran di Gaza selama empat jam setiap hari.
Meski begitu, gencatan senjata tetap tak akan terjadi dalam konflik Palestina-Israel di Gaza.
Keputusan melakukan jeda kemanusiaan tersebut diungkapkan oleh Gedung Putih untuk mengizinkan orang-orang melarikan diri dari kekejaman perang. Meski begitu gencatan senjata di Gaza tetap tak akan terjadi.
Baca Juga: Kemendagri Palestina: 59 Masjid Hancur dan 136 Lainnya Rusak Akibat Serangan Israel
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby menyebut ini menjadi jeda kemanusiaan pertama yang diumumkan Kamis (9/11/2023).
“Kami telah diberitahu oleh pihak Israel bahwa tak akan ada operasi militer di area ini selama jeda, dan proses itu akan dimulai hari ini,” kata Kirby dikutip dari Al-Jazeera.
Kirby juga mengatakan bahwa tak akan ada gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Menurutnya gencatan senjata akan membuat Hamas melegitimasi serangan yang mereka lakukan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu. “Kami tak akan begitu saja mendukung hal itu saat ini,” tuturnya.
Presiden AS pun mengatakan bahwa ia telah meminta ke Israel untuk melakukan jeda kemanusiaan lebih lama dari tiga hari.
Baca Juga: PBB Desak Integritas Jalur Gaza Harus Dihormati: Sudah Tidak Ada Tempat Aman di Tempat Itu
Hal itu dilakukan saat negosiasi pembebasan sandera yang ditahan Hamas.
Biden sendiri telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menerapkan jeda kemanusiaan harian. Israel sendiri meski mengizinkan jeda kemanusiaan menegaskan tak akan setuju untuk gencatan senjata.
“Tak aka nada gencatan senjata, saya ulangi tak akan gencatan senjata.. Apa yang kami lakukan, koridor kemanusiaan selama empat jam, merupakan taktikal dan jeda lokal untuk bantuan kemanusiaan,” kata Juru Bicara Militer Israel Richard Hecht.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Al-Jazeera