Gempuran Israel Makin Masif, Pasukan Darat Memasuki Gaza Lebih Dalam, Warga Makin Menderita
Kompas dunia | 8 November 2023, 07:14 WIBKHAN YOUNIS, KOMPAS.TV — Israel menyatakan bahwa pasukan daratnya telah masuk lebih dalam ke Gaza, Selasa (7/11/2023). Fase ini menandakan tahap baru yang besar dalam konflik yang telah berlangsung selama sebulan ini.
Serangan ke Kota Gaza menjamin bahwa jumlah korban tewas yang sudah sangat besar akan terus meningkat.
Sementara komentar dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang pengendalian keamanan Gaza untuk “jangka waktu yang tidak terbatas” menunjukkan akhir dari konflik ini belum pasti, sehingga perang ini diperkirakan akan berlangsung lama dan sulit.
Pasukan darat Israel telah memerangi militan Palestina di Gaza selama lebih dari seminggu dan membelah wilayah tersebut menjadi dua, kemudian mengepung Kota Gaza. Juru bicara utama militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukan darat Israel saat ini berada dalam operasi darat di kedalaman Kota Gaza dan memberikan tekanan besar pada Hamas.
Israel melancarkan gelombang serangan lain di Jalur Gaza pada hari Selasa ketika ratusan warga Palestina lainnya meninggalkan Kota Gaza ke selatan.
Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Gaza Jadi Kuburan Anak-Anak, tapi Dewan Keamanan Masih Bergeming
Warga Palestina ada yang mengendarai kereta yang ditarik keledai, sebagian besar berjalan kaki, ada pula yang mendorong kerabat lanjut usia yang berkursi roda. Mereka semua terlihat kelelahan. Banyak yang tidak mempunyai apa-apa selain pakaian yang mereka kenakan.
“Tidak ada makanan atau minuman, sehingga orang-orang berkelahi di toko roti,” kata seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Ratusan ribu orang telah mengikuti perintah Israel untuk menuju ke bagian selatan Gaza, agar warga keluar dari jalur serangan darat. Sedangkan sebagian warga takut mengikuti perintah Israel karena pasukan Israel telah menguasai sebagian rute utara-selatan.
Hingga kini pemboman di wilayah selatan masih terus berlanjut. Serangan udara Israel menghancurkan beberapa rumah pada Selasa pagi di Khan Younis. Seorang jurnalis Associated Press di lokasi kejadian melihat petugas pertolongan pertama menarik lima mayat dari reruntuhan, tiga dari mayat itu adalah anak-anak.
Seorang pria menangis sambil menggendong seorang gadis muda yang berlumuran darah, sampai seorang petugas penyelamat melepaskannya dari pelukannya sambil berkata, “Lepaskan dia, biarkan dia pergi.” Kemudian gadis itu segera dibawa ke ambulans.
Video Associated Press di rumah sakit terdekat menunjukkan seorang wanita mati-matian mencari putranya, lalu menangis dan menciumnya ketika dia menemukan anaknya dalam keadaan setengah telanjang dan berlumuran darah. Namun beruntung, anak itu sepertinya tidak mengalami cedera serius. Selain itu, seorang gadis menangis di samping bayi yang dibawa di atas tandu, tampaknya bayi itu sudah meninggal.
“Kami sedang tidur, ada bayi, anak-anak, dan orang tua bersama kami,” kata salah satu korban selamat, Ahmad al-Najjar, yang merupakan direktur umum Kementerian Pendidikan di Gaza.
Warga Israel memperingati hari ke-30 sejak militan Hamas membunuh 1.400 orang dalam serangan tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang. Sekitar 240 orang yang diculik Hamas selama serangan itu masih berada di Gaza, dan lebih dari 250.000 warga Israel telah meninggalkan rumah mereka di dekat perbatasan Gaza dan Lebanon di tengah penembakan roket yang terus menerus ke Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, pemboman tanpa henti selama sebulan di Gaza telah menewaskan lebih dari 10.300 warga Palestina, dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak di bawah umur. Lebih dari 2.300 orang diyakini terkubur akibat serangan yang menghancurkan seluruh blok kota menjadi puing-puing.
Baca Juga: Korban Sipil Terbunuh Serangan Israel ke Gaza dalam Sebulan Lebih Banyak dari 2 Tahun Perang Ukraina
Sekitar 70 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, dan banyak dari mereka memadati sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan PBB. Warga sipil di Gaza bergantung pada sedikit bantuan dan kebutuhan sehari-hari mereka untuk mencari makanan dan air dari persediaan yang telah berkurang setelah pengepungan selama berminggu-minggu.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan ABC News bahwa militer telah membunuh beberapa ribu pejuang Hamas sejak perang dimulai. Jumlah korban tewas di Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan jumlah hitungan antara warga sipil dan kombatan. Namun jumlah korban tewas yang sebenarnya diperkirakan lebih tinggi, karena para pejuang yang terbunuh dan tidak dibawa ke rumah sakit tidak akan dihitung.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press