Pasukan Israel Persiapkan Pertempuran Darat, Korban Tewas di Palestina Sudah Lampaui 10.000 Orang
Kompas dunia | 7 November 2023, 07:24 WIBPanel-panel tersebut telah membantu menjaga listrik tetap menyala di fasilitas tersebut, yang telah dikurangi menjadi hanya menggunakan satu generator karena kekurangan bahan bakar.
Serangan itu terjadi pada salah satu malam dimana terjadi pengeboman terbesar yang pernah terjadi di Gaza utara. Israel mengatakan pihaknya menyerang 450 sasaran dalam semalam dan menewaskan sejumlah komandan militer Hamas. Israel menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil, dan menuduh militan tersebut beroperasi di lingkungan pemukiman.
Rentetan serangan semalam menghancurkan rumah-rumah, menguburkan sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya di dalamnya di kamp pengungsi Shati. Kamp tersebut merupakan sebuah distrik padat penduduk di pantai Mediterania yang berdekatan dengan pusat Kota Gaza.
Baca Juga: Rusia Berseru Hentikan Perang di Gaza, Lanjutkan Gencatan Senjata hingga Negosiasi Palestina-Israel
Ghassan Abu Sitta, seorang ahli bedah di Rumah Sakit Shifa, mengatakan kepada The Associated Press bahwa gedung rumah sakit berguncang sepanjang malam akibat pengeboman tersebut. “Dan kami mulai mengevakuasi mayat dan korban luka. Itu sangat buruk,” ujarnya.
Sekitar 70% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka sejak perang dimulai. Makanan, obat-obatan, bahan bakar dan air semakin menipis, dan sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan yang dikelola oleh PBB sudah melebihi kapasitasnya. Bahkan banyak orang yang tidur di jalanan.
Layanan telepon seluler dan internet terputus dalam semalam, pemadaman ketiga di seluruh wilayah sejak dimulainya perang. Namun layanan interner secara bertahap pulih pada hari Senin.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press